Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Fakta Baru Mayat Mengapung di Selat Malaka, Dugaan Kapal Tenggelam hingga 2 Jasad Diserahkan ke Keluarga

Kompas.com - 04/12/2018, 09:51 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jumlah mayat yang ditemukan mengapung di Selat Malaka menjadi 9 mayat. 6 mayat sedang diidentifikasi di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau.

2 jenazah sudah diserahkan ke keluarga korban, dan 1 jenazah masih dalam perjalanan ke rumah sakit untuk proses identifikasi. 

Minimnya barang bukti dan saksi serta kondisi mayat yang sudah rusak membuat polisi kesulitan mengungkap penyebab kematian. 

Inilah sejumlah fakta terbaru yang penting Anda tahu terkait kasus mayat mengapung di Selat Malaka.

1. 9 mayat ditemukan di Selat Malaka

Petugas gabungan dari Basarnas melakukan evakuasi satu korban yang mengapung di kawasan perairan Selat Malaka di Kabupaten BengkalisKOMPAS.com/ CITRA INDRIANI Petugas gabungan dari Basarnas melakukan evakuasi satu korban yang mengapung di kawasan perairan Selat Malaka di Kabupaten Bengkalis

Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto mengatakan, sudah ada 9 mayat yang ditemukan mengapung di Perairan Selat Malaka, tepatnya di wilayah Desa Pambang, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Riau. 

"Tim medis Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau sedang melakukan identifikasi," ucap Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto, Senin (3/12/2018).

Awalnya, jasad dibawa ke RSUD Bengkalis dan RSUD Dumai, namun karena kondisi tubuh korban sudah rusak, maka segera dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau di Pekanbaru.

"Sejauh ini kami belum bisa menyimpulkan apakah ke-9 korban ini berkaitan atau tidak," kata Sunarto.

Baca Juga: Jenazah yang Ditemukan di Perairan Selat Malaka Kini Berjumlah 9 Orang

2. Polisi bentuk tim khusus 

Jajaran Polisi Air dan Udara (Polairud) Polda Kepri sekitar pukul 15.10 WIB, Senin (2/4/2018) menyita sebuah bendera Malaysia yang berkibar di perairan Pulau Bokor, Batam, Kepulauan Riau.KOMPAS.COM/ DOK POLDA KEPRI Jajaran Polisi Air dan Udara (Polairud) Polda Kepri sekitar pukul 15.10 WIB, Senin (2/4/2018) menyita sebuah bendera Malaysia yang berkibar di perairan Pulau Bokor, Batam, Kepulauan Riau.

Kombes (Pol) Sunarto mengatakan, Polres Bengkalis saat ini sudah membentuk tim untuk mengungkap kasus ini, termasuk bekerja sama dengan Polisi Diraja Malaysia. Tim sedang menyelidiki penyebab kematian para korban.

Hasil sementara dari penyelidikan, dua jasad telah teridentifikasi dan sudah diserahkan ke keluarga.

Sementara itu, tim DVI menduga jasad telah mengapung di laut kurang lebih 1 minggu.

"Kalau dilihat dari kondisinya, korban sudah lebih dari satu minggu berada di air. Sebab sebagian tubuh korban sudah rusak," ungkap Kepala Sub Bidang Pelayanan Medis Kedokteran Kepolisian RS Bhayangkara Polda Riau, Kompol Supriyanto, Senin (3/12/2018).

Supriyanto menyebutkan, para korban sedang ditangani tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Bhayangkara Polda Riau, yang berjumlah sekitar 20 orang.

Baca Juga: Delapan Jenazah di Selat Malaka Diperkirakan Sudah Mengapung 1 Minggu

3. DVI sulit identifikasi karena jasad korban sudah rusak

Pihak kepolisian Polda Riau melakukan identifikasi salah satu mayat yang ditemukan di sekitar perairan Selat Malaka di Kabupaten Bengkalis KOMPAS.com/ CITRA INDRIANI Pihak kepolisian Polda Riau melakukan identifikasi salah satu mayat yang ditemukan di sekitar perairan Selat Malaka di Kabupaten Bengkalis

Tim Disaster Victim Investigation (DVI) Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau masih berupaya mengidentifikasi para korban yang ditemukan tewas mengapung di perairan Selat Malaka.

Petugas medis mengalami kesulitan identifikasi karena jasad korban sudah rusak.

"Kami kesulitan melakukan identifikasi, karena kondisi tubuh korban sudah membusuk lanjut, kemudian minimnya data antemortem (pengumpulan riwayat dan data jenazah korban kecelakaan atau bencana)," ucap Supriyanto.

"Saat ini ada enam jenazah yang sedang kami identifikasi. Dua sudah teridentifikasi bernama Mimi Dewi (32) dan Ujang Chaniago (48). Keduanya warga asal Sumatera Barat (Barat), dan sudah dijemput pihak keluarga," kata Kompol Supriyanto pada Kompas.com, Senin (3/12/2018).

Baca Juga: Delapan Jenazah di Selat Malaka Diperkirakan Sudah Mengapung 1 Minggu

4. Warga harap melapor bila kehilangan anggota keluarga

Tim gabungan Basarnas, Polairud dan Kepolisian Sektor Bantan mengangkat tiga jenazah yang ditemukan tengah mengapung di perairan Selat Malaka di Desa Pambang, Kabupaten Bengkalis, Sabtu (1/12/2018)Dok.Basarnas Pekanbaru Tim gabungan Basarnas, Polairud dan Kepolisian Sektor Bantan mengangkat tiga jenazah yang ditemukan tengah mengapung di perairan Selat Malaka di Desa Pambang, Kabupaten Bengkalis, Sabtu (1/12/2018)

Saat ini sudah ada 3 keluarga korban yang datang ke RS Bhayangkara untuk menentukan identitas korban.

"Berarti sekarang ada 5 jenazah lagi yang belum ada data antemortem maupun postmortem," kata Kompol Supriyanto.

Untuk itu, bagi masyarakat yang merasa kehilangan keluarganya, bisa melapor ke RS Bhayangkara Polda Riau, di Jalan Kartini, Pekanbaru.

"Kami mengimbau, mungkin ada yang merasa kehilangan anggota keluarga, segera melaporkan diri untuk dilakukan pendataan antemortemnya. Karena RS Bhayangkara Polda Riau telah membuka posko postmortem-nya," tambahnya.

Seperti dikeahui, 9 mayat ditemukan mengapung di Perairan Selat Malaka wilayah Desa Pambang, Kecamatan Bantan, Bengkalis, Riau.

Baca Juga: Tim DVI Kesulitan Identifikasi Jenazah yang Ditemukan di Selat Malaka

5. Penjelasan Polda Riau terkait mayat di Selat Malaka

Ilustrasi PolisiThinkstock/Antoni Halim Ilustrasi Polisi

Pihak kepolisian Polda Riau terus menyelidiki kasus penemuan sembilan mayat di Perairan Selat Malaka. Polisi juga belum bisa memastikan apakah jasad-jasad tersebut merupakan korban kecelakaan kapal atau tidak.

Tim penyidik Indonesia dan Malaysia juga sedang melakukan penyelidikan.

"Kalau diduga kapal tenggelam, petugas belum menerima laporan. Saat ini petugas mendalami keterangan keluarga korban yang teridentifikasi," sebut Sunarto.

Sementara itu, hasil penelusuran polisi terhadap dua nelayan yang terjebak badai di laut sebelum penemuan jasad di Selat Malaka membuahkan hasil.

Jamal dan Boboi mengaku kapal mereka terhempas badai dan tenggelam beberappa saat berlayar di Selat Malaka.

Keterangan tersebut diperkuat kesaksian nahkoda Kapal Indomal 5, Yenaldi. Yenaldi menyelamatkan Jamal dan Boboi di tengah laut.

"Berdasarkan keterangan dari nahkoda kapal, bahwa benar pada hari Kamis (22/11/2018) menemukan dua orang hanyut di Perairan Selat Malaka bernama Jamal dan Amid alias Boboi," kata Sunarto.

Dari keterangan Jamal dan Boboi, mereka mengaku sebagai nelayan yang kapalnya dihempas gelombang lalu tenggelam.

Baca Juga: Penjelasan Polda Riau Terkait Temuan 9 Mayat di Perairan Selat Malaka

6. Dua korban telah diserahkan ke keluarga

Petugas DVI Polda Riau melakukan idetifikasi korban yang ditemukan di perairan Selat Malaka, Kabupaten BengkalisKOMPAS.com/ CITRA INDRIANI Petugas DVI Polda Riau melakukan idetifikasi korban yang ditemukan di perairan Selat Malaka, Kabupaten Bengkalis

Dua korban yang ditemukan tewas mengapung di Perairan Selat Malaka diserahkan kepada pihak keluarga.

"Kedua korban dengan identitas, Mimi Dewi warga Dumai, Riau, dan Ujang Chaniago warga Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) sudah diambil pihak keluarga dari RS Bhayangkara Polda Riau pada Jumat (30/11/2018)," kata Kombes Pol Sunarto, Senin (3/12/2018).

Dia mengatakan, kedua korban setelah dilakukan pemeriksaan, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.

"Memang saat korban ditemukan kondisi tubuh sebagian sudah rusak. Tapi tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh korban," ucap Sunarto

Baca Juga: Dua Korban Tewas di Selat Malaka Teridentifikasi, Diserahkan ke Pihak Keluarga

Sumber: KOMPAS.com (Citra Indriani)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com