Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Delapan Jenazah di Selat Malaka Diperkirakan Sudah Mengapung 1 Minggu

Kompas.com - 03/12/2018, 17:17 WIB
Citra Indriani,
Khairina

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Delapan jenazah ditemukan mengapung di kawasan Perairan Selat Malaka di Kabupaten Bengkalis, Riau.

Hal ini diketahui setelah para korban dilakukan otopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau di Pekanbaru.

"Kalau dilihat dari kondisinya, korban sudah lebih dari satu minggu berada di air. Sebab sebagian tubuh korban sudah rusak," ungkap Kepala Sub Bidang Pelayanan Medis Kedokteran Kepolisian RS Bhayangkara Polda Riau, Kompol Supriyanto, Senin (3/12/2018).

Dia menyebutkan, para korban sedang ditangani tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Bhayangkara Polda Riau, yang berjumlah sekitar 20 orang.

Namun, tim medis cukup kesulitan untuk mengindentifikasi jasad korban, karena kondisinya sudah membusuk.

"Sempat mengalami cukup kesulitan untuk mengidentifikasi para jasad ini. Sebab, kondisi korban sudah membusuk.

Baca juga: 5 Fakta Kasus 7 Mayat Mengapung di Selat Malaka, Temuan Uang 2.600 Ringgit hingga Jasad Sulit Dikenali

Kami sulit mengenali wajahnya. Sementara dari pemeriksaan tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan," sebut Supriyanto.

Selain itu, tim juga tidak bisa lagi mengambil sidik jari, karena jari-jari mayat tersebut sudah rusak.

"Sidik jari mustahil dilakukan karena sebagian besar kondisi jari-jari membusuk, namun masih ada cara lain untuk mengidentifikasi jasad korban tersebut," ungkapnya.

"Kami akan mengidentifikasi melalui susunan gigi dan DNA. Ini langkah terakhir. Di samping itu, kami temukan data sekunder seperti propertis dan medis, seperti luka bekas operasi, tato dan lainnya juga diidentifikasi," ujar Supriyanto.

Dalam proses identifikasi, tim DVI mengambil data antemortem maupun posmortem.

"Antemortem, data yang diambil dari fisik korban sebelum meninggal, sedangkan posmortem diambil dari data fisik korban setelah meninggal," terang Supriyanto.

Jadi pemeriksaan terhadap jasad korban sesuai dengan prosedur DVI, karena ini suatu bentuk standar bencana atau kecelakaan.

"Kami tidak melihat ini suatu pidana atau yang lain. Karena identifikasi yang paling penting terlebih dahulu," jelasnya.

Baca juga: Kasus Penemuan 7 Mayat di Selat Malaka, Polisi RI-Malaysia Jalin Kerja Sama

Sebelumnya, delapan korban tewas ditemukan mengapung di kawasan Perairan Selat Malaka di wilayah Kabupaten Bengkalis, Riau, sepekan lalu. Para korban ini ditemukan dalam kondisi sudah rusak.

Sementara dari delapan mayat tersebut, tiga diantaranya sudah ditemukan identitasnya, setelah petugas Polres Bengkalis mencari identitas korban.

Korban pertama teridentifikasi Ujang Chaniago (48) berasal dari Lubuk Nyiur, Dusun V Koto Mudiek, Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Kemudian, Mimi Dewi (32) warga Dumai, Riau, dan Maya Karina (37) warga Desa Mentikan, Kecamatan Prajurit Kulon, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. 

Kompas TV Pantai Kampung Nipah menawarkan pemandangan Selat Malaka dan sensasi berburu kerang kepah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com