Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tersandung Penambangan Tanpa Izin, Angka Ekspor Timah Anjlok

Kompas.com - 27/11/2018, 14:06 WIB
Heru Dahnur ,
Khairina

Tim Redaksi

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com- Ekspor timah batangan Indonesia memperlihatkan tren penurunan dalam hitungan bulan.

Hingga November 2018, ekspor tercatat sebesar 2.150 metrik ton atau turun dibandingkan Oktober 2018 sebesar 5.079 ton.

Angka ekspor justru turun lebih dari separuhnya jika dibandingkan catatan Mei 2018 yang mencapai 12.479 ton.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Eksportir Timah Indonesia (AETI) Jabin Sufianto menyebutkan, penurunan angka ekspor disebabkan sejumlah faktor.

Antara lain, adanya isu sertifikasi asal bahan baku dan banyaknya dugaan penambangan tanpa izin yang membuat produksi tidak berjalan maksimal.

"Ada laporan ke Bareskrim Polri terkait asal timah dari bukan pemegang izin usaha penambangan. Imbasnya sertifikat yang dikeluarkan PT Surveyor Indonesia tidak bisa digunakan. Sementara anggota eskportir selama ini menggunakan sertifikat itu," kata Jabin, Selasa (27/11/2018).

Baca juga: Ini Penyebab Kapal Isap Timah Tabrak Tiang Jembatan Emas

Tercatat, saat ini 24 perusahaan tergabung dalam AETI yang berkantor di Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung.

Timah Indonesia dan produk olahannya masih menjadi komoditas utama yang dihasilkan dari Kepulauan Bangka Belitung dan Kundur, Kepulauan Riau.

Ia berharap, regulasi soal asal timah segera ditetapkan demi adanya kepastian hukum bagi eskportir.

Juru Bicara DBS Bank Eun Yong Lee menyebutkan, kemampuan Indonesia dalam produk olahan timah dunia sebesar 22 persen. Angka tersebut di bawah China sebesar 48,2 persen. Sementara peringkat ketiga ditempati Malaysia dengan angka 7,5 persen.

Persoalan perdagangan timah tersebut menjadi pembahasan dalam Indonesia Tin Conference & Exhibithion (ITCE) yang digelar di Jakarta 26 November 2018.

Pihak Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDK) sebagai penyelenggara bursa perdagangan timah menjadi fasilitator dalam pertemuan tersebut.

Kompas TV Anggota polisi dan warga yang terluka kini berada di RSUD Merauke untuk mendapat perawatan Intensif. Penyerangan terhadap anggota Polres Merauke bermula ketika petugas mendatangi tempat kerusuhan di jalan Maluku, kompleks belakang RSUD Merauke.<br /> <br /> Saat petugas berada di lokasi justru petugas dikeroyok oleh puluhan warga sedangkan 2 warga juga terluka karena timah panas polisi.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com