Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perajin Lingga Sulap Sabut Kelapa Jadi Sofa, Khusus untuk Sambut Jokowi

Kompas.com - 09/11/2018, 13:43 WIB
Hadi Maulana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

LINGGA, KOMPAS.com - Sejumlah perajin meubeler di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau (Kepri) menyiapkan sofa kreasi sabut kelapa sebagai tempat duduk Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dijadwalkan berkunjung ke Dabo Singkep tanggal 21 November 2018.

Kehadiran Presiden Jokowi di bumi Bunda Tanah Melayu itu dalam rangka membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Koalisi Kabupaten Penghasil Kelapa (KOPEK) Indonesia. 

Jokowi juga dijadwalkan membuka Festival Kelapa Indonesia dan menyaksikan penandatanganan kerja sama investasi di bidang kelapa dan perikanan yang diperkirakan menelan biaya investasi sekitar Rp 1,650 triliun.

"Insya Allah, jika tidak ada halangan Bapak Presiden Jokowi dijadwalkan berkunjung ke Lingga tanggal 21 November," kata Bupati Lingga, Alias Wello di Batam, Jumat (9/11/2018).

Baca juga: Sabut Kelapa Asal Halmahera Didorong Masuk ke Perusahaan Jok Mobil

"Bahkan saat ini teman-teman perajin meubeler sudah menyiapkan sofa kreasi sabut kelapa sebagai tempat duduk presiden dan tamu lainnya," kata Alias Wello menambahkan.

Awe, sapaan akrab Alias Wello ini mengatakan ide membuat sofa kreasi sabut kelapa tersebut merupakan bagian dari partisipasi kegembiraan masyarakat Lingga.

Khususnya perajin meubeler untuk menyambut kedatangan Presiden Jokowi yang notabene juga pernah berprofesi sebagai tukang meubel.

"Kebetulan, acaranya berkaitan dengan perayaan hari kelapa dunia dan hari ulang tahun Kabupaten Lingga ke-15, jadi kami mengundang partisipasi masyarakat untuk ikut serta menyumbangkan ide-ide kreatifnya. Salah satu ide yang muncul dari perajin meubeler adalah membuat sofa kreasi sabut kelapa," jelasnya.

Baca juga: Tingkatkan Pariwisata, Perayaan Hari Kelapa Dunia Dipusatkan di Lingga

Selain disambut sofa kreasi sabut kelapa, Presiden Jokowi juga diagendakan menerima gelar kebesaran adat Melayu dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepulauan Riau "Sri Utama Mahkota Negara".

Jika kunjungan itu terjadi, maka Jokowi adalah presiden pertama yang menginjakkan kakinya di Pulau Singkep yang pernah berjaya sebagai daerah penghasil timah terbesar di Indonesia.

Produk unggulan Lingga

Senada juga diungkapkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI), Ady Indra Pawennari berharap sofa kreasi sabut kelapa made in Lingga itu dapat berkembang mengikuti tren kekinian dan menjadi produk unggulan Lingga yang berbasis pemanfaatan bahan baku dari sumber daya lokal.

"Ini patut kita apresiasi dan dukung penuh. Apalagi, bahan bakunya dari serat sabut kelapa yang sangat mudah ditemui di sekitar lingkungan kita. Ini bisa menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi ketergantungan kita dari busa yang mayoritas impor," katanya.

Baca juga: Kepala Staf Kepresidenan Puji Keseriusan Kabupaten Lingga di Bidang Perkebunan

Pria peraih anugerah Pahlawan Inovasi Teknologi Berbasis Sabut Kelapa Tahun 2015 itu, merupakan inovator pembuatan sofa kreasi sabut kelapa di Indonesia.

Pada saat pengrajin sofa kelimpungan karena kelangkaan busa di pasaran, Ady menawarkan solusi penggunaan serat sabut kelapa yang dalam perdagangan internasional dikenal dengan nama cocofiber.

"Waktu itu, jelang lebaran. Saya berkunjung ke tempat pengrajin sofa di Tanjungpinang untuk reparasi sofa. Pengrajinnya bilang, sudah seminggu tak bisa kerja karena busa kosong di pasaran. Di benak saya langsung muncul ganti pakai sabut kelapa. Sejak itu, semua sofa di rumah dan kantor saya diganti dengan menggunakan sabut kelapa," bebernya.

Ady berpendapat penggunaan serat sabut kelapa dalam pembuatan sofa dan lainnya dapat mengurangi pemakaian busa dan bahan sintetis lainnya sekitar 80 persen.

Baca juga: Perajin Batik Kulon Progo Kesulitan Kelola Limbah

Jika setiap satu set sofa menggunakan busa sebanyak 10 lembar dengan harga Rp 40.000 per lembar, maka dengan menambahkan serat sabut kelapa di dalamnya sebanyak lima kilogram dengan harga Rp 4.500 per kilogram, maka penggunaan busa cukup 2 lembar saja.

"Secara ekonomis, penggunaan serat sabut kelapa untuk pembuatan sofa ini cukup menguntungkan. Selain memberi nilai tambah bagi petani kelapa, kita juga bisa mengurangi ketergantungan pada impor busa dan bahan sintetis lainnya," terangnya.

"Tentunya lebih hemat jika dibandingkan harus membeli busa sebanyak 10 lembar seharga Rp 40.000," tambahnya mengakhiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com