SEMARANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah segera merealisasikan moda transportasi kereta api ringan untuk menghubungkan wilayah di perkotaan.
Rute pertama yang akan dibangun Light Rail Transit (LRT) yaitu dari Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang menuju Pasar Bulu sepanjang 5,98 km.
Kajian kelayakan dan detail engineering design untuk LRT Semarang juga telah selesai. Namun masalah diklaim hanya soal pendanaan.
Hal itu disampaikan oleh Edi Nursalam, Direktur Keselamatan Perkeretaapian Kementerian Perhubungan disela FGD Man Power Planing yang diselenggarakan Badan Pengembanan SDM Kemenhub di Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang, Kamis (1/11/2018).
"LRT Semarang sudah diusulkan ke kita (Kemenhub), itu masih dalam tahap kajian, kita rapat terus dengan mereka. Masalahnya hanya soal pendanaan, siapa yang akan mendanai karena anggaran pemerintah pusat kan tahun ini sudah habis," kata Edi.
Edi menjelaskan, pembangunan LRT di Semarang hingga saat ini belum diputuskan kapan untuk dimulai. Namun jika sudah ada investor yang tertarik, proyek LRT bisa saja segera dimulai.
"Belum, sampai saat ini belum diputuskan. Tapi kalau ada investornya silahkan saja. Di Semarang itu sudah siap semua, feasibiliti study, DED sudah siap semua. Investor memang sudah ketemu sih, tapi perlu dilakukan lelang," tambahnya.
Pemerintah Semarang sendiri memproyeksikan LRT Semarang dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Tahap 1 LRT Semarang menghubungkan Bandara Ahmad Yani-Jalan Madukoro-Pasar Bulu sepanjang 4,98 km. Untuk tiap kilometer pembangunan LRT ditaksir membutuhkan anggaran Rp 200 miliar.
Salah satu badan usaha yang tertarik membiayai yaitu PT PP Properti Tbk. Perseoran milik negara itu mengaku telah mempersiapkan LRT dari bandara ke pusat kota.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.