Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Studi Ahli Geologi ITS, Potensi Gempa di Surabaya hingga Arahan Mitigasi Bencana

Kompas.com - 16/10/2018, 12:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Untuk memetakan suatu kawasan itu berisiko tinggi, sedang, atau rendah cukup sederhana. Menurut Amien, jika desain dan standar bangunan jelek atau tidak sesuai dengan aturan tahan gempa, dan lapisan tanah di bawahnya lembek atau lunak, maka masuk kategori Kawasan Risiko Bencana (KRB) gempa tinggi.

Untuk KRB gempa sedang, apabila desain bangunannya baik, tetapi lapisan tanahnya jelek. Atau sebaliknya, desain bangunannya jelek, lapisan tanahnya bagus.

Sementara, jika desain bangunan cukup baik dan lapisan tanahnya bagus, termasuk dalam KRB gempa rendah.

Baca Juga: Pakar Geologi ITS: Saat Gempa Jangan Panik, Tapi Lari Cari Tempat Aman

4. Langkah Pemkot Surabaya terhadap ancaman bencana gempa bumi

Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, langsung bekerja bersama dengan tim peneliti geologi ITS Surabaya untuk memeatakan kawasan rawan gempa di Kota Pahlawan tersebut.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeko) Kota Surabaya, Ery Cahyadi, mengatakan, pemetaan kawasan gempa di Surabaya menggunakan metode sondir dan boring tanah di seluruh kelurahan yang ada di wilayah Kota Surabaya.

"Karena sesar Waru dan sesar Surabaya berpotensi menimbulkan gempa dan gempa itu menimbulkan kerusakan dan robohnya bangunan," kata Ery kepada Kompas.com, Senin (15/10/2018).

Setelah hasil sondir dan boring tanah, Pemkot Surabaya akan mengevaluasi dan memperbaiki kondisi tanah dan bangunanan.

"Semua hasil sondir boring tanah sudah kami kirim ke ITS. Hasilnya akan kami sosialisasikan dan kami lakukan perbaikan tanah dan kondisi bangunan (di Surabaya)," kata Ery.

Selain itu, Pemkot Surabaya juga akan memasang 15 unit seismograf (alat pendeteksi gempa) di Surabaya.

"Kami akan memasang 15 seismograf di 15 titik yang ada di Kota Surabaya," Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Surabaya, Eddy Chrisjanto.

Baca Juga: Surabaya Dilewati Dua Sesar Aktif Berpotensi Gempa, Apa yang Dilakukan Pemkot?

5. Rencana mitigasi bencana untuk mengurangi korban

Berdasarkan peta risiko tersebut, arahan mitigasi bencana atau arahan pengurangan risiko harus segera dilakukan.

"Untuk kawasan risiko tinggi berarti harus ada perbaikan atau perkuatan bangunan rumah, gedung dan infrastruktur," kata Amien.

Selain itu, harus ada upaya perbaikan tanah agar tidak mengalami amplifikasi dan likuifaksi.

Lalu bagi warga Surabaya yang mau membangun di kawasan berisiko tinggi, perlu mengikuti tata cara yang ketat tentang bangunan tahan gempa.

"Masyarakat yang bermukim di kawasan berisiko tinggi juga harus lebih waspada, karena Surabaya pernah mengalami gempa," kata dia.

Selain itu, masyarakat diminta untuk untuk tidak panik saat terjadi gempa.

"Begitu gempa lari tenggang langgang, harusnya lari dan mengingat yang lain. Jangan hanya mengandalkan kepanikan," kata Amien.

Baca Juga: Soekarwo Minta Penanganan Korban Gempa di Sumenep "Gak Pake Lama"

Sumber: KOMPAS.com (Ghinan Salman)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com