Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Warga Pelosok Berjalan Kaki 5 Kilometer untuk Berburu Air Keruh

Kompas.com - 08/10/2018, 12:21 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Nenek sebatang kara itu harus bolak-balik dari rumah menuju belik lebih dari lima kali dalam sehari untuk mengambil air.

Air dari belik, ia tampung ke dalam jeriken. Jeriken ukuran 40 liter yang telah dipenuhi air kemudian digendong menuju rumah dengan berjalan kaki sejauh 5 kilometer.

"Sehari bolak-balik tujuh kali untuk ambil air di belik. Padahal tubuh ini sudah tak begitu kuat mengangkut beban. Mau gimana lagi, hujan tak kunjung datang," kata petani ini.

Perangkat Desa Suwatu, Suwanto menyampaikan, Desa Suwatu dan Desa Nglinduk adalah potret salah satu desa di Kabupaten Grobogan yang mengalami krisis air terparah setiap tahunnya.

Baca juga: Sebagian Wilayah Temanggung Alami Krisis Air

 

Harapannnya, pemerintah bisa mencarikan solusi terbaik untuk mencukupi kebutuhan air bersih masyarakat.

"Setiap kemarau, ribuan warga Desa Suwatu dan Nglinduk selalu mengalami krisis air. Tolong pemerintah mencarikan solusi untuk mengatasi persoalan klasik ini. Kasihan warga," kata Suwanto.

Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperakim) Grobogan, M Chanif mengatakan, di Kabupaten Grobogan terdapat 273 desa dari 19 kecamatan.

Adapun program Pamsimas yang berlangsung sejak 2008 sudah berjalan di 150-an desa di Grobogan.

Melalui pamsimas sudah terealisasi sumur, tandon, jaringan, dan sambungan (satu paket instalasi pamsimas) di setiap desa.

Satu paket Pamsimas dianggarkan Rp 300 juta.

"Namun karena minimnya sumber air tanah, masih banyak desa yang tak terjangkau Pamsimas. Bahkan saat ini 20 persen mangkrak karena sumber air tanahnya habis," tutur kata Chanif.

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan, 82 desa yang ada di 12 kecamatan Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, mengalami krisis air bersih akibat kemarau.

Tercatat, permintaan droping air bersih dari puluhan desa itu sudah berlangsung sejak awal Juni. 


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com