PALU, KOMPAS.com - Sejumlah siswa di Kota Palu mulai berdatangan ke sekolah pada Senin (8/10/2018) setelah gempa dan tsunami mengguncang Sulawesi Tengah pada 28 September 2018.
Salwa Amalia (14) dan Salma Amalia (14), siswa Kelas 9 SMPN 1 Palu, mengatakan, mereka datang ke sekolah karena akan dilakukan pendataan ulang para siswa oleh para guru.
"Saya baca berita Pak Menteri (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy), katanya harus segera didata siapa guru dan murid yang selamat dan siapa yang meninggal," ujar Salwa saat ditemui di sekolahnya di Palu.
Baca juga: Anak-anak di Palu Sudah Mulai Bermain dan Menggambar...
Siswa Kelas 9 SMPN 1 Palu lainnya, Muhammad Etno Ramadhan, mengaku mendapat informasi dari grup WhatsApp murid di sekolah untuk datang pada Senin pagi. Alasannya sama, untuk pendataan.
Dia menuturkan, ada teman sekelasnya yang tidak selamat dari musibah likuefaksi di Perumnas Balaroa Kota Palu sehingga sekolah meminta murid segera datang untuk didata.
Guru PPKN SMPN 1 Palu, Ahmad Fauzi, mengatakan, mereka datang ke sekolah karena menerima informasi instruksi gubernur bahwa aparatur sipil negara (ASN) diminta kembali bekerja pada Senin (8/10/2018). Informasi itu didapat dari grup WhatsApp sekolah pada malam sebelumnya.
"Datang untuk didata, karena memang ada guru yang meninggal dunia, Ibu Andi Ulfa dengan Ibu Zaima yang rumahnya ada di Perumnas Balaroa," ujar dia.
Baca juga: Celoteh Anak-anak Korban Gempa Palu Yang Merindukan Sekolah (1)
Selain itu, ada delapan siswa yang terkena tsunami saat mengikuti gladi bersih Festival Palu Nomoni. Selain itu, ada enam siswa yang meminta pindah ke Bandung, Makassar, dan Malang.
Selain di SMPN 1 Palu, siswa-siswa SMAN 1 Palu juga sudah mulai kembali bersekolah. Begitu pula siswa-siswi dari beberapa sekolah lain yang kebetulan terletak di Jalan Gatot Subroto Kota Palu.
Siswi Kelas 4 SD Inpres Tipo Mei Sari mengatakan, murid di sekolahnya memang diminta hadir karena akan didata oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu.
Berikut foto-foto lainnya: