Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bocah Nursaka Bolak-balik Indonesia-Malaysia demi Sekolah, Jadi Kesayangan Petugas Imigrasi (4)

Kompas.com - 16/09/2018, 11:01 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

Tertidur menunggu jemputan

Sosok Saka, lanjut Valentino, cenderung pendiam. Apabila tak diajak ngobrol atau berinteraksi, Saka biasanya duduk dan diam di pos tersebut hingga tertidur.

Tak jarang pula Saka ketiduran di lantai karena kecapekan bermain dengan temannya di sekolah atau apabila perlintasan sedang sepi sambil menunggu kendaraan yang akan ditumpanginya.

“Bapaknya kadang sampai datang menjemput kalau Saka ketiduran di Pos. ‘Ada lihat Saka, enggak’, tanya bapaknya nyariin Saka. ‘Itu di situ lagi tidur’, jawab petugas sambil nunjukkin Saka yang lagi lelap tertidur,” ungkap Valentino.

Baca juga: Kisah Soesilo Toer, Adik Pramoedya Ananta Toer yang Bergelar Doktor dan Kini Jadi Pemulung (1)

Saka juga tak jarang ditraktir para petugas ini makan atau minum. Dia juga sering diberi uang sekedar untuk jajan atau ditabung di rumah. Keberadaan Saka juga menjadi salah satu hiburan tersendiri bagi para petugas.

Saka kerap diminta menyanyi lagu-lagu nasional atau lagu yang diketahui Saka, dengan imbalan usai menyanyi Saka diberi sejumlah uang.

Saka juga tak pernah lupa mengucapkan terima kasih dalam setiap kesempatan. Apakah itu saat sudah dapat tumpangan kendaraan, atau saat ditraktir dan kasih uang oleh petugas.

“Terima kasih Oom, terima kasih Oom,” kata Valentino menirukan ucapan Saka.

Terkait dengan dokumen perlintasan berupa PLB yang digunakan Saka untuk melintas setiap hari, sesuai dengan standard operational procedure, harus selalu dicap ketika akan melintas.

Baca juga: Rumah Warga di Perbatasan, Teras di Wilayah Indonesia, Dapur di Malaysia

Namun, merujuk pada kebijakan Sosek Malindo, terkadang satu minggu sekali baru melakukan cap PLB karena dokumen PLB yang dimiliki Saka masih menumpang milik ibunya.

“Jadi kesehariannya itu, PLB hanya dibawa sesekali sama Saka untuk dicap, mungkin seminggu sekali. Kecuali mereka mau melakukan perjalanan jauh, misalnya ke Serian atau Kuching, harus cap paspor, karena PLB enggak bisa dan tidak berlaku sampai di sana,” ungkap Valentino.

“Dia tidak setiap hari ngecap PLB di border, tapi minimal seminggu sekali itu ada,” tambahnya.

 

BERSAMBUNG:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com