Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bapak Jangan Tinggalkan Saya, Saya Sakit, Temani Saya, Pak..."

Kompas.com - 19/08/2018, 11:19 WIB
Fitri Rachmawati,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

Tambah tim medis

Eza adalah satu dari sejumlah korban meninggal dunia karena sakit di pengungsian meskipun telah mendapatkan perawatan medis di rumah sakit yang telah ditunjuk menangani korban gempa.

Berada di pengungsian dengan segala keterbatasan mulai dikhawatirkan pengungsi. Pengungsi juga mengeluhkan tim medis yang tak tersebar hingga di pos pengungsian.

Izhar dan Ernawati berusaha tabah meski sangat terpukul atas kepergian putri pertama mereka.

Meski berusaha menghibur diri dengan melihat keceriaan anak-anak lain di tenda pengungsian di Dusun Lendang Galuh, RT 2 Desa Sigar Penjalin, namun rasa kehilangan putri tercintanya membuat mereka hanya bisa terdiam.

“Dia (Eza) sempat menggambar, menuliskan cerita gambar di tenda ini. Saya masih simpan gambar-gambarnya,” kata Ernawati pelan dan dalam.

Rasa kehilangan yang dalam juga dirasakan Jumahir (60), sang kakek. Dia masih ingat cucu pertamanya mengalami trauma berat dan tidak mau makan di tenda pengungsian hingga akhirnya kritis dan meninggal dunia.

“Saya lihat dia kaget karena gempa ini terus tidak mau makan dan akhirnya dia meninggalkan kami selamanya,” katanya.

BPBD mencatat sebanyak 483 orang meninggal dunia dalam bencana gempa di Nusa Tenggara Barat. Sebanyak 405 orang di antaranya adalah warga Lombok Utara, 40 orang di Lombok Barat, 9 orang di Kota Mataram, 2 orang di Lombok Tengah dan 27 orang meninggal dunia di Lombok Timur.

Namun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB belum bisa merinci berapa jumlah korban gempa yang meninggal dunia di tenda pengungsian dan rumah sakit saat dirawat.

Warga di sejumlah titik pengungsian, termasuk di Dusun Lendang Galuh Singar Penjalin berharap, tim medis tersebar hingga ke pos pegungsian mereka karena lokasi pengungsian mereka terpencil.

Mereka berharap ada tim medis di setiap pos pengungsian yang jumlah pengungsinya banyak, seperti di Lendang Galauh yang diisi oleh 138 kepala keluarga atau hampir 500 jiwa yang mengungsi.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com