Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita "17-an": Lomba Perahu Bidar di Sumatera Selatan

Kompas.com - 13/08/2018, 17:42 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Kayu papan pada bagian haluan digunakan sebagai tempat duduk juru batu (komandan atau pemberi aba-aba), sedangkan kayu papan bagian buritan digunakan sebagai tempat duduk penyibur (orang yang memberi semangat kepada para pedayung dengan jalan menyiburkan dayungnya ke air).

Tradisi lomba Perahu Bidar

Lomba Perahu Bidar tak bisa dilepaskan dari tradisi peringatan ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia.

Meski setiap tahun jumlah peserta lomba terus berkurang, tradisi lomba yang telah dimulai sejak puluhan tahun ini masih dipertahankan.

Harian Kompas, 25 Agustus 1965, lomba ini merupakan permainan tradisonal yang dilestarikan di Kota Palembang.

Pada tahun itu, antusisme penonton yang hadir begitu meriah. Petugas Jembatan Musi membolehkan penonton untuk naik ke atas jembatan dengan memungut biaya Rp 200 per orang.

Bidar-bidar yang diawaki sekitar 50-an orang dilepas melalui Kampung Serengam dan finish-nya di Jembatan Ampera.

Saat itu, ada 16 bidar ikut bertanding yang pesertanya berasal dari berbagai elemen masyarakat.

Tidak hanya menonton, antusiasme masyarakat juga ditunjukkan dengan mengarak bidar tersebut.

Harian Kompas, 21 Agustus 1980, memberitakan, puluhan motor sungai (motor air) yang mengangkut penonton saling mendahului mengiringi bidar-bidar yang berlomba.

Kini, peminat dan antusiasme itu semakin berkurang. Salah satu kendalanya adalah merawat Bidar. Selain membutuhkan biaya tinggi, bahan baku kayunya juga sulit didapatkan.

Untuk mendapatkan kayu, masyarakat harus menempuh perjalanan jauh di hutan di kawasan Hulu Sungai Musi.

Sementara, untuk membawanya membutuhkan waktu sekitar 2-3 hari.

Kompas TV Kemeriahan jelang perayaan HUT ke-73 RI juga diisi dengan bermacam perlombaan di Desa Pabian, Sumenep, Jawa Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com