Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisahnya Viral, Juara Dunia Angkat Besi Dapat Bantuan untuk Pengobatan Putranya

Kompas.com - 31/07/2018, 15:19 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kisah perjuangan seorang mantan atlet juara dunia angkat besi Indonesia, Sri Winarni, dalam menyembuhkan putranya, Achmad Faris Taufik, yang mengidap kelainan bawaan sejak lahir, viral di media sosial beberapa hari ini.

Awalnya, kisah Winarni tersebar karena banyak yang mengunggah link donasi di kitabisa.com yang digagas oleh seorang penulis dan pegiat literasi, Maman Suherman.

Hingga Selasa (31/7/2018), siang, penggalangan dana yang terkumpul untuk putra Winarni telah mencapai sekitar Rp 140 juta, dari target Rp 300 juta.

Achmad Faris Taufik putra dari jawara dunia tlet angkat besi yang mengidap kelainan Asteria Esophagus.Sri Winarni Achmad Faris Taufik putra dari jawara dunia tlet angkat besi yang mengidap kelainan Asteria Esophagus.

Faris merupakan putra ketiga Sri Winarni, yang merupakan juara dunia angkat besi kelas 50 kg (1997), dan peraih perak angkat besi 53 kg di Olimpiade Sydney (2000).

Sorak kemenangan, kalungan medali, dan pujian karena berhasil mengharumkan nama bangsa sudah pernah ia rasakan.

Kali ini, sang jawara harus berjuang untuk pengobatan putranya yang sejak lahir mengidap Asteria Esofagus.

Achmad Faris Taufik pengidap Asteria Esophagus, putra dari atlet angkat besi jawara dunia, Sri Winarni.Sri Winarni Achmad Faris Taufik pengidap Asteria Esophagus, putra dari atlet angkat besi jawara dunia, Sri Winarni.

Asteria Esofagus merupakan kelainan yang terjadi pada saluran kerongkongan yang tidak berkembang sebagaimana mestinya.

Esofagus bagian bawah justru tersambung dengan saluran napas sehingga menyebabkan gangguan pernafasan, pencernaan, bahkan gangguan pada jantung. 

Faris tidak bisa menelan makanan ataupun minuman, ia hanya bisa menjilatnya.

Hal ini membuat berat badan Faris hanya berkisar 10 kg, jauh di bawah berat badan anak usia 2,5 tahun pada umumnya.

Saat dihubungi Kompas.com, Selasa siang, Winarni mengisahkan, Faris pernah menjalani 2 kali operasi, yakni saat bayi dan ketika berusia 20 hari.

Operasi selanjutnya akan dilakukan menunggu berat badannya mencapai 13 kg.

Saat ini, Winarni telah membeli selang silikon seharga Rp 1-1,5 juta untuk dipasangkan pada Faris sebagai jalan masuk makanan dan minuman.

Selang itu harus diganti setiap 3 minggu sekali.

"Kami pakai uang pribadi, karena pengennya yang segera bisa cepat. Kalau BPJS harus tunggu," ujar Winarni.

Ia membelinya dengan dana pribadi karena ketika mengajukan BPJS, pelayanan yang diterima lambat.

Saat ini Winarni bekerja sebagai karyawan di PT POS cabang Kabupaten Pringsewu, Lampung, demikian pula suaminya.

Penghasilan yang dimilikinya saat ini tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan Faris, dan dua anaknya yang lain.

"Ya tidak cukup, kami sudah jual-jual apa yang kami punya, terakhir kami rencana mau jual rumah, tapi belum. Sudah pinjam-pinjam ke saudara juga," ujar Winarni.

Sebelumnya, ia pernah menerima bantuan dari PT POS dan Persatuan Angkat Beban, Binaraga, dan Besi Seluruh Indonesia (PABBSI).

Akan tetapi, belum bisa menutupi kebutuhan pengobatan yang mencapai Rp 300 juta.

Tindak lanjut Kemenpora

Setelah kisah Winarni viral, Kementerian Pemuda dan Olahraga melakukan sejumlah langkah. Saat dihubungi Kompas.com, Sekretaris Menpora, Gatot S Dewabroto, belum merespons untuk mendapatkan keterangan lebih jauh tentang langkah yang sudah dilakukan kementerian.

Namun, melalui Twitter-nya, @gsdewabroto, Gatot menyatakan sudah menghubungi Direktur Utama PT POS Indonesia, Gilarsih, dan Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fahmi Idris.

Alhamdulillah, tadi saya langsung call Pak Dirut BPJSK untuk bantuan percepatan operasi anaknya Mbak Winarni. Terima kasih Pak Fachmi. Juga langsung call Pak Dirut PT POS krn Mbak Winarni pegawai PT Pos. Terima kasih Pak Gilarsih. Terima kasih Kang Maman dan pers,” demikian twit Gatot.

Mengenai tindak lanjut Kemenpora dan pihak terkait, Winarni mengakuinya.

"Iya sudah dihubungi dan ada juga yang datang ke rumah," kata Winarni.

Ia berharap, realisasi bantuan ini benar adanya sehingga proses penyembuhan putranya berjalan lancar dan tak terkendala biaya.

Kompas TV BPJS Ketenagakerjaan bersama Komite Olimpiade Indonesia mendukung para atlet Indonesia melalui pemberian jaminan keselamatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com