Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Amalia dan Kisahnya Tentang Distrik Ninati, Boven Digoel, Papua

Kompas.com - 19/06/2018, 16:17 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Jika solar tersedia, maka Kampung dapat teraliri listrik. Demikian sebaliknya.

Ketersediaan solar tidak dapat dipastikan waktunya. Jadi, ada tidaknya listrik tidak dapat dipastikan.

Begitu juga urusan teknologi komunikasi. Sinyal provider sangat sulit didapatkan di sana, apalagi jaringan internet

Dokter Amalia, dokter muda yang bertugas di pedalaman Papua.Dok. Pribadi Dokter Amalia, dokter muda yang bertugas di pedalaman Papua.
Sinyal telepon pun harus didapatkan dengan melakukan sedikit perjuangan, seperti menjangkau tempat yang lebih tinggi, dengan memanjat pohon.

Baca juga: Kepiluan Warga Pedalaman Saat Kemarau Melanda...

Keterbatasan-keterbatasan inilah yang menghambat kemajuan di distrik Ninati, dan mungkin wilayah pedalaman lainnya di Indonesia.

Keterbatasan teknologi komunikasi tersebut menyebabkan tidak adanya pembaruan informasi yang didapat dari dunia luar.

Selain itu, apa yang dialami warga pedalaman jarang sekali terekspos.

Bertanam

Adapun, mayoritas masyarakat Ninati bekerja dengan menanam sayur, mencari ikan di sungai, dan mencari kayu bakar di hutan.

Hasil itu mereka gunakan untuk konsumsi sehari-hari dan dijual ke pasar yang berada di distrik lain.

Selebihnya, biaya hidup masyarakat di Distrik Ninati didapatkan melalui dana yang dibagikan setiap trimester sekitar Rp 3-4 juta.

Baca juga: Kisah Memprihatinkan Siswa dan Guru di Pedalaman Bengkulu

Di distrik Ninati, tidak ada proses jual beli karena tidak ada pasar. Pasar ada di distrik lain yang berjarak 30 km dari Ninati.

Sehingga, sistem barter masih menjadi satu-satunya cara untuk mendapatkan barang pemenuh kebutuhan.

Barter ini juga dilakukan oleh tim medis dan para tentara perbatasan yang bertugas di sana.

Amalia berharap dengan kisah yang dibagikannya, akan ada perubahan yang bisa dilakukan untuk kemajuan wilayah pedalaman. 

Kompas TV SDN Mumpe terletak di pedalaman hutan di Banggai, Sulawesi Tengah

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com