Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/12/2017, 07:09 WIB
Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com - Madrasah Tsanawiyah (MTs) Zikir Pikir di Desa Tik Teleu, Kecamatan Pelabai, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, sudah delapan tahun berdiri. Selama itu pula, kondisinya mengkhawatirkan. 

Sekolah ini didirikan tahun 2011 oleh sejumlah pemuda setempat. Mereka mendirikan sekolah dengan semangat ingin memperbaiki dunia pendidikan di kawasan terpencil Bengkulu yang sangat memprihatinkan. 

Dengan dana terbatas, sekolah pun dibangun. Gedung sekolah terbuat dari setengah papan. Hanya ada dua ruangan yang disekat menjadi empat ruangan. 

"Tiga dibuat ruang kelas, satu ruang guru, TU, kepala sekolah, dan perpustakaan," ujar Kepala MTs Zikir Pikir, Sukamdani, Senin (18/12/2017).

Sukamdani mengatakan, kondisi gedung memprihatinkan. Bahkan tidak layak digunakan proses belajar 34 orang siswa di sekolah tersebut.

Status gedung adalah milik bangunan desa. Sejak delapan tahun melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM), sekolah ini minim bantuan pemerintah.

Saat ini sekolah tersebut hanya memiliki sembilan tenaga pengajar honorer yang digaji Rp 100.000 per bulan.

"Guru pengajarnya adalah pemuda desa dengan gaji Rp 100.000 per bulan. Dalam satu minggu masing-masing guru mengajar dua kali. Ini beban moral bagi kami selaku putra daerah," jelas Sukamdani.

Ia mengisahkan, awal pendirian sekolah tersebut berangkat dari keprihatinan atas kondisi masyarakat Desa Tik Teleu yang kurang mampu melanjutkan sekolah. Sedangkan semangat sekolah anak-anak cukup tinggi.

Namun karena terkendala biaya, mereka harus menelan semua mimpinya. Sebab lokasi SMP/MTs terdekat hanya bisa diakses oleh ojek atau harus memiliki kendaraan sendiri. Dengan kondisi keuangan masyarakat kampung, hal itu tidak memungkinkan.

"Kalau tidak begitu (mendirikan bangunan sekolah) anak-anak tidak bisa melanjutkan sekolah ke tingkat SMP. Selanjutnya berangkat juga dari pergaulan remaja masyarakat setempat yang kurang memahami ilmu agama, maka kita berinisiatif untuk mendidrikan MTs bukan SMP," ungkap Sukamdani.

Sebagai biaya operasional, MTs Zikir Pikir hanya bersandar pada Bantuan Operasional Sekolah (BOS). 

"Kalau sekarang sekolah dibantu wali murid Rp 30.000 per bulan, dan itu murni inisiatif orangtua siswa, karena mereka menginginkan sekolah itu harus tetap jalan," ucapnya.

"Dulu kita sempat kekurangan guru, karena banyak yang tidak sanggup digaji cuma Rp 100.000 per bulannya, dan sempat mau tutup sekolahnya karena itu. Kemudian kita pihak sekolah mengundang wali murid untuk membicarakan hal itu," tambahnya.

Sejauh ini, sekolah telah memiliki satu hektar lahan hibah masyarakat untuk didirikan bangunan. Untuk membangun sekolah tersebut, dibutuhkan dana sekitar Rp 300 juta.

"Kami sedang melakukan penggalangan dana baik secara online dan bantuan dari masyarakat. Mudah-mudahan dalam waktu dekat pengumpulan dana masyarakat dapat mendirikan bangunan sekolah," demikian Sukamdani.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Pemkab Bandung Raih Penghargaan Zona Integritas WBK, Kang DS: Semakin Memotivasi Kami

Pemkab Bandung Raih Penghargaan Zona Integritas WBK, Kang DS: Semakin Memotivasi Kami

Regional
Soal Revitalisasi Pasar Anyar, Pengamat: Bukti Keberpihakan Pemerintah pada Pedagang dan Masyarakat

Soal Revitalisasi Pasar Anyar, Pengamat: Bukti Keberpihakan Pemerintah pada Pedagang dan Masyarakat

Regional
Serahkan Realisasi SHU PT HMBP, Wagub Kalteng Harap Kesejahteraan Masyarakat Meningkat

Serahkan Realisasi SHU PT HMBP, Wagub Kalteng Harap Kesejahteraan Masyarakat Meningkat

Regional
Demi Hilirisasi Komoditas Kakao, Pemkab Jembrana Bangun Pabrik Cokelat

Demi Hilirisasi Komoditas Kakao, Pemkab Jembrana Bangun Pabrik Cokelat

Regional
Lombok Tengah Punya Prevalensi Stunting Tertinggi di NTB, Pemkab Setempat Sasar Calon Pengantin dan PUS

Lombok Tengah Punya Prevalensi Stunting Tertinggi di NTB, Pemkab Setempat Sasar Calon Pengantin dan PUS

Regional
IPM Jatim di Atas Nasional, Ini Strategi Gubernur Khofifah 

IPM Jatim di Atas Nasional, Ini Strategi Gubernur Khofifah 

Regional
Tuntas Tunaikan Kegiatan APBD 2023, Pemprov Riau Ucapkan Terima Kasih pada Kejati Riau

Tuntas Tunaikan Kegiatan APBD 2023, Pemprov Riau Ucapkan Terima Kasih pada Kejati Riau

Regional
Kabupaten Bandung Raih 3 Penghargaan Top Digital Awards 2023

Kabupaten Bandung Raih 3 Penghargaan Top Digital Awards 2023

Regional
Kabupaten Jembrana Boyong 2 Penghargaan dari BPS RI, Bupati Tamba: Hasil Kerja Keras Bersama

Kabupaten Jembrana Boyong 2 Penghargaan dari BPS RI, Bupati Tamba: Hasil Kerja Keras Bersama

Regional
Pemkab Tanah Bumbu Luncurkan MC Tanbu, Aplikasi Media Informasi dan Layanan Publik 

Pemkab Tanah Bumbu Luncurkan MC Tanbu, Aplikasi Media Informasi dan Layanan Publik 

Regional
Pemkot Semarang Klarifikasi Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah Sebesar Rp 8 Miliar

Pemkot Semarang Klarifikasi Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah Sebesar Rp 8 Miliar

Regional
Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Regional
Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Regional
Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Regional
Pelopor Smart City, Aplikasi Milik Pemkot Tangerang Telah Direplikasi 47 Daerah di Indonesia

Pelopor Smart City, Aplikasi Milik Pemkot Tangerang Telah Direplikasi 47 Daerah di Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com