Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Selikuran di Nyatnyono, Peziarah Berebut Berkah Nasi Ambengan

Kompas.com - 06/06/2018, 07:54 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Kompas TV Hari Raya Idul Fitri, Peziarah Padati TPU Karet Bivak

"Kalau sekitar 7.000-10.000 nasi bungkus mungkin ada. Karena tiap warga mengeluarkan minimal 10 nasi bungkus untuk peziarah," kata Muhkamaddun (38), salah seorang warga.

Baca juga: Kisah Soesilo Toer Mengenang Pramoedya Ananta Toer, Cinta Tanah Air dan Islam Tulen (3)

Tradisi malam selikuran di desa Nyatnyono ini membuat suasana desa Nyatnyono sangat ramai. Banyak para pedangan yang menjajakan aneka rupa kebutuhan lebaran, mulai dari baju koko, peci, sarung, mukena dan aneka makanan.

Tak hanya pedagang, malam selikuran juga dimanfaatkan oleh para pengusaha wahana mainan untuk meraup untung.

Warga juga memasang ratusan oncor atau lampu berbahan bakar minyak di kiri dan kanan rumah sejak pintu gerbang desa. Jadilah suasana desa Nyatnyono seperti pasar malam.

Selain ke makam Waliyullah Hasan Munadi dan Hasan Dipuro serta Masjid Subulussalam, tujuan peziarah lainnya adakah sendang Kalimah Thayyibah.

Mata air yang bersumber dari gunung Ungaran ini diyakini bisa mengobati penyakit dan membuat panen berlimpah jika disiramkan ke sawah.

Baik Masjid Subulussalam maupun sendang Kalimah Thayyibah ini adalah peninggalan Hasan Munadi, penyebar agama Islam yang hidup pada zaman Walisongo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com