LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com - Siang itu, Kamis (3/5/2018) sekitar pukul 10.00 Wita, Senem (30), warga Dusun Sade meminta Inaq Lip (60), ibunya mengambil kotoran sapi untuk melulur fondasi rumahnya.
Senem, pemuda pemandu wisata ini, menyayangkan kedatangan Kompas.com yang terlambat, karena tidak bisa menyaksikan tradisi melulur lantai dengan kotoran ternak di waktu yang tepat.
"Sayang, Side (Anda) terlambat, Mas. Lain kali, kalau mau lihta tradisi melulut (melulur) lantai dengan kotoran kerbau, Side datang pagi-pagi aja. Kira-kira jam enam atau setengah tujuh aja," ujar Senem, Kamis.
Selang beberapa waktu, Inak Lip telah kembali dengan membawa kotoran kerbau. Kemudian ia langsung melulur dinding fondasi depan rumahnya dengan kotoran kerbau.
Dusun Sade, Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, merupakan salah satu objek wisata yang menjadi tujuan favorit wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara kala mengunjungi Lombok.
Umumnya, wisatawan berkunjung ke Dusun Sade karena ingin menyaksikan langsung rumah adat Suku Sasak dan tradisi-tradisi khas lainnya yang masih bertahan hingga kini.
Salah satu dari sekian tradisi unik yang dimaksud ialah kebiasaan masyarakat Sade melulur lantai rumah dengan kotoran ternak.
Sedang bagi masyarakat Dusun Sade, kebiasaan melulur lantai rumah dengan kotoran ternak merupakan tradisi lama yang masih dipelihara dengan baik hingga saat ini.
Baca juga : Pelestarian Budaya, Tradisi Mohungguli di Gorontalo Akan Dilombakan
Manfaat kotoran lemak
Menurut pengakuan Inak Lip, ia merasa lebih nyaman mendiami rumahnya jika lantainya sudah dilulur dengan kotoran ternak.
"Jika rumah sudah dilulut (dilulur) kotoran sapi. Rumah rasanya nyaman, tidak banyak debu," kata Inaq Lip.
Lebih lanjut, perempuan yang kesehariannya berprofesi sebagai penenun sekaligus penjual kain tenun khas Sasak ini mengungkapkan, melulur lantai rumah dengan kotoran ternak bermanfaat untuk mengatasi keretakan lantai rumahnya yang material dasarnya dari tanah.
"Saya sudah melulur lantai rumah sejak kecil. Ya, di sini kan bale tani (rumah tani) semua. Rumah kami dari awal lantainya dari tanah saja. Dan, dulu kan jarang ada semen. Jadi, untuk mengatasi keretakan lantai, ya kami pakai kotoran sapi," tutur Inaq Lip.
Inaq Lip dan masyarakat sade meyakini bahwa kotoran ternak seperti sapi dan kerbau mengandung zat yang punya daya rekat untuk mengikat lantai rumah mereka.
Umumnya, masyarakat Sade melulur lantai rumah dengan kotoran ternak setiap 4 atau 5 hari sekali. Alasannya, menempati rumah dengan lantai dari tanah akan retak dan berdebu dengan sendirinya dalam periode 4 atau 5 hari.