Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebesaran Hati Seorang Guru yang Dihajar Muridnya dengan Kursi

Kompas.com - 10/03/2018, 15:47 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Terkait dengan masalah HAM, menurut Ketua IKIP PGRI Pontianak ini, kerap mengabaikan masalah yang dihadapi oleh guru sebagai pendidik.

Sejauh ini, menurutnya, yang selalu disoroti adalah ketika siswa terabaikan hak-haknya sebagai murid, sedangkan permasalahan yang dihadapi para guru kurang begitu mendapatkan perhatian.

Ketika permasalahan ini mencuat, dihadapkan dengan dua peraturan perundangan ataupun peraturan daerah, yaitu yang berkaitan dengan perlindungan guru dan terkait dengan perlindungan anak.

"Ketika kedua hal tersebut dihadapkan, selalu peraturan yang menyangkut perlindungan guru dianggap tidak menjadi prioritas untuk dipertimbangkan. Padahal itu juga menurut saya harus diperhatikan," jelasnya.

Kota Pontianak sendiri, sambung Samion, sudah mengesahkan peraturan daerah tentang perlindungan guru. Dia berharap, perda tersebut bisa digunakan untuk membantu melindungi guru yang mendapat perlakuan tak wajar dari murid seperti yang dialami Nuzul Kurniawati.

"Saya kira perlu adanya penegakan hukum kepada siapapun. Apakah itu murid, orangtua atau masyarakat yang melakukan hal di luar batas," katanya.

"Jadi penegakan hukum itu bukan berarti kita dendam terhadap anak, tetapi ada semacam pembelajaran efek jera, sehingga kelak peristiwa serupa tidak terulang kembali," tutupnya.

Masih sayang

Meski menjadi korban penganiayaan yang dilakukan muridnya, Nuzul secara pribadi mengaku sudah memaafkan pelaku. Bahkan, Nuzul masih sayang terhadap pelaku, meski dia harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

"Ibu sayang sama murid ibu, semua saya sayangi. Karena walau dia salah ibu tetap sayang sama dia, tetap anggap dia murid saya," ujar Nuzul.

Baca juga : Guru yang Dihajar Pakai Kursi Mengaku Sayang dan Maafkan Muridnya

"Karena apa, saya sebagai pendidik kan mengubah anak itu menjadi baik. Kalau kita benci, bagaimana bisa mengubah anak didik kita," sambungnya.

Meski telah disakiti muridnya, menurut Nuzul hal itu tak terlepas dari perannya sebagai seorang guru untuk memperbaiki sifat serta akhlak muridnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com