Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Difabel Pengemudi Ojek "Online", Bersyukur Dapat Istri yang Sangat Baik (3)

Kompas.com - 27/02/2018, 08:00 WIB
Hendra Cipto,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com -Kendati memiliki kekurangan dalam fisik, Andika Arisman (27) tetap memiliki semangat yang tinggi untuk berjuang demi hidup. Penyandang disabilitas di Kota Makassar ini menafkahi diri menjadi pengendara ojek online.

Andika yang berdarah Jawa ini hidup sebatang kara di kota besar Makassar. Andika mengalami cacat tubuh sejak masih kecil. Tubuh bagian kanan mati atau tidak berfungsi akibat terkena penyakit campak. Ia hanya hanya mengandalkan kaki dan tangan kiri untuk beraktivitas.

Keterbatasan yang dimiliki Andika tidak mematahkan semangatnya untuk mengejar kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya menjadi seorang pengamen.

Dari hasil mengamennya selama puluhan tahun, Andika menabung dan membeli sebuah motor untuk bisa dipakai mencari nafkah. Motor yang baru dibelinya itu terlebih dahulu harus dimodifikasi dari roda dua menjadi roda tiga.

Namun dalam aktivitas sebagai ojek online, ia kerap mendapat perlakuan berbeda dari para calon penumpangnya. Ketika bertemu dengan Andika, banyak calon penumpang membatalkan pesanan. Kendati demikian, Andika tidak patah arang.

(Baca selengkapnya: Kisah Difabel Pengemudi Ojek Online, Penumpang Kerap Batalkan Pesanan Setelah Bertemu (1)

Sepanjang perjalanan hidupnya, Andika hidup sebatang kara sejak berusia 5 tahun. Setelah kedua orangtuanya telah tiada, Andika dibawa oleh kakaknya dari Jawa ke Makassar dan ditinggalkan di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. Andika ditinggalkan sendirian di bandara dalam kondisi cacat fisik.

Beruntung ia ditemukan petugas kebersihan bandara dan dirawat dengan penuh kasih sayang. Andika pun disekolahkan ke sekolah dasar di Makassar.

(Baca selengkapnya: Kisah Difabel Pengemudi Ojek "Online", Dibuang Kakak di Bandara Saat Berusia 5 Tahun (2))

***

Pada usianya yang ke-25, Andika Arisman pun akhirnya menikah dengan seorang gadis pujaan hatinya, Mifta (23) warga asal Kota Bima, Pulau Sumbawa bagian timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), yang tengah kuliah di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar.

Hingga kini, Andika hidup bersama dengan istrinya di kamar kos di Jalan Sultan Alauddin 2, lorong Mamua 5 B, Makassar. Setelah menikah dua tahun, Andika belum juga diberi karunia anak.

Setiap hari, Mifta melayani Andika yang memiliki keterbatasan. Ketika hendak mengojek, Mifta selalu yang mengenakan jaket seragam perusahaan ojek online, celana panjang, serta memasangkan sepatu suaminya. Pasalnya, Andika kesulitan mengenakan jaket karena kondisi fisiknya.

Jika melangkah, terlihat Andika berjalan tidak simetris dan terpincang-pincang. Kakinya memang cacat dan mengalami kelainan bentuk pergelangan yang membengkok ke dalam sehingga Andika kesulitan dalam berjalan. Demikian pula dengan tangan kanannya, kaku dan tak bisa digerakkan sendiri.

"Alhamdulillah, saya mendapat istri yang sangat baik. Dia tidak memandang fisik saya yang cacat. Istri saya masih kuliah di jurusan sosiologi semester akhir. Insya Allah, bulan 3 nanti istri saya sudah wisuda," kata Andika.

Baca juga : Kisah Dua Anak Tuna Netra Raih Mimpi dengan Pesawat Terbang

Meski hidup serba kekurangan, tutur Andika, istrinya tidak pernah mengeluh. Dia pun terus mendapat dorongan semangat dari istrinya yang tercinta.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com