Salin Artikel

Kisah Difabel Pengemudi Ojek "Online", Bersyukur Dapat Istri yang Sangat Baik (3)

MAKASSAR, KOMPAS.com -Kendati memiliki kekurangan dalam fisik, Andika Arisman (27) tetap memiliki semangat yang tinggi untuk berjuang demi hidup. Penyandang disabilitas di Kota Makassar ini menafkahi diri menjadi pengendara ojek online.

Andika yang berdarah Jawa ini hidup sebatang kara di kota besar Makassar. Andika mengalami cacat tubuh sejak masih kecil. Tubuh bagian kanan mati atau tidak berfungsi akibat terkena penyakit campak. Ia hanya hanya mengandalkan kaki dan tangan kiri untuk beraktivitas.

Keterbatasan yang dimiliki Andika tidak mematahkan semangatnya untuk mengejar kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya menjadi seorang pengamen.

Dari hasil mengamennya selama puluhan tahun, Andika menabung dan membeli sebuah motor untuk bisa dipakai mencari nafkah. Motor yang baru dibelinya itu terlebih dahulu harus dimodifikasi dari roda dua menjadi roda tiga.

Namun dalam aktivitas sebagai ojek online, ia kerap mendapat perlakuan berbeda dari para calon penumpangnya. Ketika bertemu dengan Andika, banyak calon penumpang membatalkan pesanan. Kendati demikian, Andika tidak patah arang.

(Baca selengkapnya: Kisah Difabel Pengemudi Ojek Online, Penumpang Kerap Batalkan Pesanan Setelah Bertemu (1)

Sepanjang perjalanan hidupnya, Andika hidup sebatang kara sejak berusia 5 tahun. Setelah kedua orangtuanya telah tiada, Andika dibawa oleh kakaknya dari Jawa ke Makassar dan ditinggalkan di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. Andika ditinggalkan sendirian di bandara dalam kondisi cacat fisik.

Beruntung ia ditemukan petugas kebersihan bandara dan dirawat dengan penuh kasih sayang. Andika pun disekolahkan ke sekolah dasar di Makassar.

(Baca selengkapnya: Kisah Difabel Pengemudi Ojek "Online", Dibuang Kakak di Bandara Saat Berusia 5 Tahun (2))

***

Pada usianya yang ke-25, Andika Arisman pun akhirnya menikah dengan seorang gadis pujaan hatinya, Mifta (23) warga asal Kota Bima, Pulau Sumbawa bagian timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), yang tengah kuliah di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar.

Hingga kini, Andika hidup bersama dengan istrinya di kamar kos di Jalan Sultan Alauddin 2, lorong Mamua 5 B, Makassar. Setelah menikah dua tahun, Andika belum juga diberi karunia anak.

Setiap hari, Mifta melayani Andika yang memiliki keterbatasan. Ketika hendak mengojek, Mifta selalu yang mengenakan jaket seragam perusahaan ojek online, celana panjang, serta memasangkan sepatu suaminya. Pasalnya, Andika kesulitan mengenakan jaket karena kondisi fisiknya.

Jika melangkah, terlihat Andika berjalan tidak simetris dan terpincang-pincang. Kakinya memang cacat dan mengalami kelainan bentuk pergelangan yang membengkok ke dalam sehingga Andika kesulitan dalam berjalan. Demikian pula dengan tangan kanannya, kaku dan tak bisa digerakkan sendiri.

"Alhamdulillah, saya mendapat istri yang sangat baik. Dia tidak memandang fisik saya yang cacat. Istri saya masih kuliah di jurusan sosiologi semester akhir. Insya Allah, bulan 3 nanti istri saya sudah wisuda," kata Andika.

Meski hidup serba kekurangan, tutur Andika, istrinya tidak pernah mengeluh. Dia pun terus mendapat dorongan semangat dari istrinya yang tercinta.

"Kami hidup apa adanya dan mensyukuri semua yang telah diberikan oleh Allah. Biar pun hanya Rp 30.000 uang yang saya dapat dari ngojek setiap harinya, kami cukup-cukupkan saja untuk biaya makan," tandasnya.

Selama menjadi pengendara ojek online, Andika yang biasa mendapat penolakan dari pelanggan karena takut. Namun, hal itu dia dapat memakluminya.

"Biasa ada order masuk ke aplikasi handphone-ku, biasalah trouble ada masalah pada aplikasi. Saya mangkal di Jalan Ratulangi, tapi order yang masuk di daerah Daya atau Samata. Tahu lah kalau ke daerah itu, sampai 20 kilometer dari sini. Sesampainya di sana, eh malah ter-cancel. Ya, itulah dukanya saya ngojek," paparnya.

Pernah juga suatu ketika, Andika terburu-buru hendak menerima order. Karena tangan kanannya yang tidak normal, ponsel Android miliknya terjatuh hingga mengalami pecah pada layar.

"Kalau ada order masuk saat berkendara, saya terlebih dahulu menepi dan berhenti di jalan. Karena buru-buru buka aplikasi, eh malah handphone-ku jatuh," tambah Andika sambil memperlihatkan layar ponsel androidnya yang pecah namun masih bisa berfungsi.

BERSAMBUNG: Kisah Difabel Pengemudi Ojek "Online", Hanya Terima Order Makanan dan Belanja (4))

 

https://regional.kompas.com/read/2018/02/27/08000021/kisah-difabel-pengemudi-ojek-online-bersyukur-dapat-istri-yang-sangat-baik-3

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke