Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Istri tentang Saat-saat Terakhir Guru di Sampang yang Dianiaya Siswanya

Kompas.com - 02/02/2018, 16:49 WIB
Taufiqurrahman

Penulis

SAMPANG, KOMPAS.com - Ahmad Budi Cahyono, guru SMAN 1 Torjun, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, yang meninggal dunia karena dianiaya siswanya sendiri, HI, pada Kamis (1/2/2018), dikenal sebagai sosok yang penyabar dan irit bicara di keluarganya.

Isteri korban, Sianit Shinta (22), menuturkan, bahkan saat pulang dari sekolah, korban tidak pernah menceritakan kejadian yang menimpa dirinya.

Saat ditemui di kediamannya, Jumat (2/2/2018), Shinta mengatakan, korban langsung tidur setelah pulang dari sekolah. Setelah bangun, korban mengeluh sakit kepala. Shinta kemudian menanyakan penyebab suaminya sakit kepala.

'"Apa kamu jatuh dari motor atau jatuh kepleset?'" tutur Shinta mengulang pertanyaan kepada suaminya saat itu.

(Baca juga: Guru SMA di Sampang Meninggal Dianiaya Siswanya, Kini Pelaku Diamankan Polisi)

Budi kemudian menjawab pertanyaan isterinya bahwa dia dipukul oleh siswanya di sekolah. Seusai bercerita kepada isterinya, Budi tiba-tiba muntah dan minta untuk ditidurkan di ranjang tidurnya.

Shinta kemudian menggotong suaminya ke kamarnya lalu mencoba menghubungi dokter. Namun nomor dokter yang dicari di ponsel tidak ditemukan.

Karena korban sudah tidak sadarkan diri, korban kemudian dibawa ke Puskesmas Torjun. Karena pihak Puskesmas tidak mampu menangani korban, korban kemudian dirujuk ke RSUD Kabupaten Sampang.

Namun, rumah sakit tersebut juga mengaku tidak bisa menangani korban sehingga korban langsung dirujuk ke rumah sakit di Surabaya. Namun korban sudah meninggal dunia sekitar pukul 20.00 WIB.

(Baca juga: Jenazah Guru Korban Penganiayaan Siswa di Sampang Diantar Ribuan Orang ke TPU)

Ayah korban, Mohamad Satuman Asyari, mengaku sangat terpukul atas peristiwa yang dialami anaknya. Namun peristiwa tersebut dianggapnya sebagai ujian bagi keluarganya.

"Saya ikhlas menerima ujian ini. Namun harapan saya agar Polisi bisa menyelesaikan kasus ini sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku," ungkap Satuman.

 

Kompas TV Keluar dari sekolah dasar karena kerap diejek oleh temanya tidak menjadikan gadis tunagrahita dari Pekalongan, Jawa Tengah ini putus asa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com