Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seekor Buaya Berukuran Raksasa Dievakuasi BKSDA Kalimantan Tengah

Kompas.com - 10/01/2018, 16:47 WIB
Kontributor Pangkalan Bun, Nugroho Budi Baskoro

Penulis

PANGKALAN BUN, KOMPAS.com - Seekor buaya berukuran jumbo berhasil diselamatkan tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Seksi Kerja Wilayah (SKW) II Pangkalan Bun, Rabu (10/1/2017) pagi.

Proses evakuasi buaya jenis sinyulong atau buaya sapit itu berlangsung sejak Selasa (9/1/2017) malam, dari Desa Batu Agung, Kecamatan Seruyan Tengah, Kabuapten Seruyan, Kalimantan Tengah, sekitar 120 kilometer dari Pangkalan Bun.

Agung Widodo, Kepala SKW II BKSDA Kalimantan Tengah, memperkirakan bobot buaya itu bisa sampai 1 ton, dengan panjang sekitar 6 meter. Menurutnya, ukuran ini di luar kelaziman ukuran buaya sapit.

"Besar sekali. Bahkan tidak normal untuk ukuran buaya sapit. Karena rata-rata ukuran buaya sapit biasaya 3-3,5 meter. Kami lihat sekarang bahkan di atas lima meter," ujarnya.

"Kami belum timbang. Tapi kalau dilihat dari per mobil yang sampai turun, kemudian kemarin kita mengangkat tidak bisa secara manual, kami tarik pakai winch mobil, maka kita perkirakan sampai satu ton," beber Agung.

Proses evakuasi buaya ini pun tidak mudah. Nasibah, anggota tim rescue SKW II, BKSDA Kalimantan Tengah, menyatakan untuk menarik buaya itu hingga masuk ke badan mobil Toyota Hilux yang mereka bawa, mobil ditempatkan di jalan yang lebih rendah dari posisi buaya."Didekatkan di pinggir jalan," kata dia.

Pecahkan Kaca Mobil

Sampai ke Pangkalan Bun pun, bukan berarti urusan selesai. Pada saat petugas rescue sedang beristirahat pada Rabu (9/1/2017) dini hari, si buaya yang sekujur tubuhnya terikat, mencoba berontak. Akibatnya, kaca belakang sopir mobil itu pun, pecah berantakan.

Agung mengatakan, sebelum ditangkap warga, buaya ini berasal dari Sungai Mengkahing. Sungai ini mengalir ke hulu Sungai Arut, dan berhulu di perbatasan Kabupaten Kotawaringin Barat, dan Kabupaten Seruyan.

Di sekitar sungai itu saat ini dikelilingi perkebunan kelapa sawit, dan di sebagian hulu Sungai Arut kini beroperasi pertambangan emas.

Ia mengatakan, pihaknya masih akan memeriksa kesehatan hewan itu, sebelum melepasliarkannya kembali. Biasanya, hewan dilindungi yang diselamatkan BKSDA Kalimantan Tengah, SKW II Pangkalan Bun, dilepaskan di Suaka Margasatwa (SM) Lamandau, di daerah hilir Sungai Lamandau, dekat muara Sungai Arut.

Namun, kemungkinan BKSDA akan merehabilitasi buaya itu dahulu. "Kalau kita lepaskan ke SM saat ini juga, takutnya mengganggu keamanan warga setempat. Karena buaya punya sistem navigasi yang sangat bagus, dia bisa kembali ke tempat asal," kata Agung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com