Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Senang Aku Tak Ada Angkot, Jalanan Jadi Bersih, Tenang..."

Kompas.com - 14/12/2017, 06:15 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Yulastri (50), warga Helvetia, Medan, menenteng belanjaannya keluar dari Pasar Seisikambing.

Biasanya, kalau sudah berdiri di tepi jalan, banyak angkutan kota (angkot) yang berebut berhenti di depannya, begitu juga pengemudi becak bermotor. Tapi Rabu (13/12/2107) pagi ini angkutan umum itu tidak ada, sudah hampir 20 menit dia menunggu.

"Tak ada angkot, jalanlah kita. Demo rupanya orang itu hari ini, tak tahu aku. Rumahku dekat, kalau naik angkot cuma Rp 3.000. Kalo naik becak, dibayar Rp 10.000 pun payah dapat," katanya sambil berlalu, Rabu.

Berbeda dengan Yulastri, Anggi yang bekerja di sebuah percetakan mengaku senang hari ini karena jalanan lebih lengang. Tidak ada angkot yang saling berebut sewa, kejar-kejaran, menerobos lampu merah, ugal-ugalan di jalanan, dan menurunkan penumpang sesuka hatinya.

"Senang kali aku tak ada angkot hari ini. Tengoklah, jalanan jadi bersih, tenang. Kalo tidak, ih, capek nengok jalanan ini. Angkot salip-salipan, ngerem mendadak, nurunkan sewa di tengah jalan, suka-sukanya aja," kata Anggi.

Yudi, warga Glugur, Medan, malah mengusulkan kalau bisa tidak usah lagi ada angkot dan becak karena membuat jalan semerawut.

Baca juga : Cerita Mahasiswa Nyambi Jadi Tukang Ojek Online karena Tak Ingin Merepotkan Orangtua

Sejak Rabu pagi, lalu lintas di Kota Medan mendadak sepi kendaraan. Di jalanan banyak warga, para pekerja dan anak sekolah telantar. Mereka menunggu angkot yang tak kunjung datang.

Ratusan angkot di Kota Medan melakukan aksi mogok masal memprotes aktivitas angkutan online yang semakin menjamur.

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Medan, Mont Gomery Munthe mengatakan, mereka akan terus mogok masal sampai gubernur memenuhi tuntutan mereka.

"Kami mau operasional transportasi online dihentikan, jumlah mereka sudah cukup banyak. Selama ini mereka beroperasi diam-diam. Kami mau pemerintah sadar dan merasakan apa yang selama ini kami hadapi di lapangan," kata Munthe.

Dia mengklaim, aksi demo hari ini diikuti 8.000 angkot. Namun masih terlihat beberapa angkot yang tidak mau ikut aksi, tetap mengangkut penumpang.

"Kami sudah meminta seluruh angkot agar mogok," ucapnya.

Sementara itu, akibat aksi sweeping yang dilakukan massa aksi di seputaran Simpangpos dan Jalan Jamin Ginting, dua orang diamankan polisi.

"Dua orang kita amankan karena melakukan sweeping. Untuk membantu masyarakat, kami menurunkan armada untuk mengangkut penumpang," kata Kapolsek Delitua, Kompol Arifin Marpaung.

Polisi antar warga

Wakapolrestabes Medan, AKBP Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, pihaknya menurunkan 300 armada. Terdiri dari 200 unit roda dua, 50 unit double cabin, dan 10 unit bus. Juga dibantu kendaraan dari Polda Sumut berupa 15 unit truk, 35 unit roda dua dan 100 unit mobil lainnya. Semuanya disebar ke beberapa titik konsentrasi penumpang.

"Personel yang bertugas diperintahkan untuk mengantar ke tempat tujuan, ada yang ke Binjai hingga Belawan. Kita juga mengantar pulang anak-anak sekolah. Kami akan terus memberikan tumpangan gratis sampai aksi selesai," kata Tatan.

Baca juga : Kesal Pemerintah Tak Tegas pada Ojek Online, Ramani Bakar Motornya

Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Rina Ginting mengatakan, hasil peninjauan Wakapolda Sumut dan jajarannya terkait aksi mogok, sudah dilakukan rapat dengan pemda dan perwakilan peserta aksi untuk mencari solusi. Sambil menunggu penyelesaian, Polda Sumut meminta jajarannya membantu mengangkut masyarakat yang terkendala untuk menjalankan aktivitas karena tak ada angkutan umum.

"Kami juga mengimbau koordinator angkutan umum agar tidak melakukan sweeping dan tindakan anarkistis. Apabila melakukan sweeping, maka akan diberikan tindakan tegas. Situasi kamtibmas hingga pukul 18.00 WIB tadi secara umum aman dan kondusif," kata Rina.

Sementara pantauan di lapangan, selama aksi mogok berlangsung, para angkutan online hanya beberapa yang tetap menjalankan aktivitasnya. Itu pun dengan tidak menggunakan atribut perusahaan.

Kompas TV Berikut tiga berita terpopuler versi KompasTV hari ini.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com