Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajah Paledang, Etalase Parfum Murah Meriah di Kota Bandung

Kompas.com - 24/11/2017, 06:30 WIB
Agie Permadi

Penulis

Usaha parfum miliknya pun mulai dikenal orang sejak tahun 1994-1995. Saat itu Indonesia tengah dijerat utang besar yang mengganggu stabilisasi perekonomian negara ini. Nilai rupiah pun menurun dan berdampak pada kestabilan harga suatu produk sehingga harga parfum yang ikut-ikutan meroket.

"Tahun '94-'95 itu moneter, harga parfum mulai naik, tapi harga parfum kami stabil tidak naik," kata dia.

Krisis moneter tampaknya menjadi salah satu berkah bagi pemilik toko. Pasalnya, dapat mendongkrak penjualan parfum hasil dari racikan di toko itu. Berbondong-bondong warga Kota Bandung mulai berdatangan mencari kualitas parfum yang tak kalah dari parfum kelas atas lainnya.

Pegawai meracik aroma parfum di Collector Parfum, toko parfum yang telah lama dikenal warga Kota Bandung. KOMPAS.com/Agie Permadi Pegawai meracik aroma parfum di Collector Parfum, toko parfum yang telah lama dikenal warga Kota Bandung.
Collector Parfum menyediakan parfum yang diinginkan konsumen dengan harga murah. Dari mulut ke mulut, toko itu pun ramai dibicarakan dan dikenal warga Kota Bandung.

"Untuk harga sendiri tergantung besar kecilnya botol. Untuk botol kecil 35 mili harganya Rp 35.000, yang botol 50 mili harganya Rp 50.000, dan botol 100 mili harganya Rp 100.000," kata dia.

Ada sekitar 700 item wangi parfum yang disediakan, konsumen bisa memilih karakter wangi dari menu yang disediakan. "Racikannya memang ada khusus dan itu racikan rahasia. Untuk wangi itu selera masing-masing. Peraciknya juga memiliki keahliannya masing-masing. Kami latih dulu. Kalau untuk wanginya variatif, dan memang wanginya tidak persis sama dengan parfum bermerek lainnya, tapi kami jamin mendekati asli. Ya cocok-cocokkan saja," jelas dia.

Menurut pemilik toko, tren wangi parfum memang tak tentu karena setiap orang memiliki selera wangi masing-masing. "Kita tak bisa prediksi, tapi apabila ada merek parfum baru kami selalu update wanginya," ujar dia.

Etalase kaca yang memampang deretan bijih parfum dalam botol menjadi pembatas dan tempat berkomunikasi antara pelanggan dan penjual. Sebelum konsumen memilih wangi yang akan dipilihnya, peracik menawarkan contoh bau pada secarik kertas. Setelah dipastikan wangi itu yang diinginkan konsumen, peracik kemudian meraciknya.

Awalnya peracik mengambil biang parfum dalam botol, kemudian mengukur banyaknya cairan dengan gelas ukur, menyuntikkan cairan lainnya menjadi satu dan mencampurnya. Hasil racikan itu kemudian disuntikkan dalam sebuah botol kecil.

"Biangnya di kirim agen, katanya dari luar. Di indonesia ini belum ada racikan parfum yang mendekati aslinya," kata dia.

Sejak puluhan tahun berdiri, pelanggan Collector Parfum bukan hanya warga lokal kota Bandung, melainkan tak sedikit warga luar Pulau Jawa hingga warga negara lain datang ke toko itu untuk membeli parfum yang diinginkan.

"Dari mana-mana, dari Singapura, Malaysia juga ada, tapi memang warga Jakarta yang banyak ke sini," beber dia.

Toko yang buka setiap hari dari pukul 09.00 hingga pukul 19.00 WIB ini kerap ramai didatangi setiap akhir pekan.

Baca juga: Perbedaan Nyata Antara Parfum Murah dan Mahal

Pegawai meracik aroma parfum di Collector Parfum, toko parfum yang telah lama dikenal warga Kota Bandung. KOMPAS.com/Agie Permadi Pegawai meracik aroma parfum di Collector Parfum, toko parfum yang telah lama dikenal warga Kota Bandung.

Sementara itu, Agus (45), warga dayeuh Kolot, Kota Bandung, ini merupakan salah seorang langganan setiap toko Collector Parfum, setiap habis parfumnya, Agus selalu datang untuk mengisi ulang.

"Biasanya sebulan atau dua bulan sekali datang ke sini, saya biasa isi ulang di sini," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com