Salin Artikel

Wajah Paledang, Etalase Parfum Murah Meriah di Kota Bandung

Gerbang rumah berwarna putih itu selalu terbuka lebar setiap paginya. Sebuah plang hitam besar bertuliskan "Collector Parfum" terpampang jelas di pinggiran rumah maupun menempel di rumah putih berlantai dua tersebut.

Di halaman rumah ini berjejer kendaraan bermotor baik mobil maupun motor, seorang tukang parkir terlihat sibuk merapikan motor yang terparkir. Namun, beberapa pedagang kaki lima terlihat menjajal dagangannya di pinggir halaman rumah.

Bau wewangian tercium sejak memasuki gerbang, tampaknya seorang wanita tengah menyemprotkan parfum di pergelangan tangannya dan menggosok cairan wangi di pergelangannya itu untuk diciumnya.

"Gimana mah baunya," kata seorang pria kepada perempuan itu.

"Wanginya enak," jawab perempuan itu.

Rumah putih itu bukan sekadar rumah biasa, melainkan sebuah toko yang menjualbelikan berbagai macam parfum. Collector Parfum, nama toko itu, memang telah lama dikenal warga Kota Bandung. Sejak puluhan tahun berdiri, toko tersebut telah mengharumkan nama Jalan Paledang itu sendiri.

Tak sedikit warga Kota Bandung yang sudah mengenal Jalan Paledang sebagai tempat jual beli parfum, padahal tak banyak toko parfum yang berdiri di jalan tersebut. Bahkan toko yang masih bertahan hingga saat ini adalah toko Collector Parfum tersebut, meskipun saat ini ada satu toko parfum baru yang menurut warga sekitar baru jalan 3-5 tahunan.

Beralamat di Jalan Paledang No 58, toko yang berdiri sejak tahun 1970 itu memang menawarkan berbagai macam parfum hasil dari racikan dengan karakter wangi yang bervariatif.

"Berdiri sudah sejak tahun 1970," kata pemilik toko yang enggan disebutkan namanya itu.

Toko ini sudah tiga generasi berdiri, saat ini sang cucu yang menjalankan bisnis keluarga tersebut. Dia menceritakan, awalnya toko ini didirikan oleh sang kakek, tetapi saat itu toko parfum tersebut berdiri di Jalan Kolektor.

"Itu kenapa nama toko ini Collector Parfum karena awalnya di Jalan Kolektor," kata dia.

Sejak tahun 1888, pemilik toko kemudian hijrah dari Jalan Kolektor ke Jalan Paledang yang tak jauh dari lokasi awal. "Awalnya rumah biasa, dan pelanggannya baru beberapa orang, kemudian pindah ke sini," kata dia, Kamis (23/11/2017).

Sejak itu, pemilik kemudian mengembangkan toko parfumnya lebih besar. Apabila sebelumnya hanya mengandalkan orang yang menawarkan parfum dari pintu ke pintu (door to door), kini pemilik telah memiliki tujuh pegawai yang telah dilatih untuk meracik parfum yang diinginkan sesuai selera.

Usaha parfum miliknya pun mulai dikenal orang sejak tahun 1994-1995. Saat itu Indonesia tengah dijerat utang besar yang mengganggu stabilisasi perekonomian negara ini. Nilai rupiah pun menurun dan berdampak pada kestabilan harga suatu produk sehingga harga parfum yang ikut-ikutan meroket.

"Tahun '94-'95 itu moneter, harga parfum mulai naik, tapi harga parfum kami stabil tidak naik," kata dia.

Krisis moneter tampaknya menjadi salah satu berkah bagi pemilik toko. Pasalnya, dapat mendongkrak penjualan parfum hasil dari racikan di toko itu. Berbondong-bondong warga Kota Bandung mulai berdatangan mencari kualitas parfum yang tak kalah dari parfum kelas atas lainnya.

"Untuk harga sendiri tergantung besar kecilnya botol. Untuk botol kecil 35 mili harganya Rp 35.000, yang botol 50 mili harganya Rp 50.000, dan botol 100 mili harganya Rp 100.000," kata dia.

Ada sekitar 700 item wangi parfum yang disediakan, konsumen bisa memilih karakter wangi dari menu yang disediakan. "Racikannya memang ada khusus dan itu racikan rahasia. Untuk wangi itu selera masing-masing. Peraciknya juga memiliki keahliannya masing-masing. Kami latih dulu. Kalau untuk wanginya variatif, dan memang wanginya tidak persis sama dengan parfum bermerek lainnya, tapi kami jamin mendekati asli. Ya cocok-cocokkan saja," jelas dia.

Menurut pemilik toko, tren wangi parfum memang tak tentu karena setiap orang memiliki selera wangi masing-masing. "Kita tak bisa prediksi, tapi apabila ada merek parfum baru kami selalu update wanginya," ujar dia.

Etalase kaca yang memampang deretan bijih parfum dalam botol menjadi pembatas dan tempat berkomunikasi antara pelanggan dan penjual. Sebelum konsumen memilih wangi yang akan dipilihnya, peracik menawarkan contoh bau pada secarik kertas. Setelah dipastikan wangi itu yang diinginkan konsumen, peracik kemudian meraciknya.

Awalnya peracik mengambil biang parfum dalam botol, kemudian mengukur banyaknya cairan dengan gelas ukur, menyuntikkan cairan lainnya menjadi satu dan mencampurnya. Hasil racikan itu kemudian disuntikkan dalam sebuah botol kecil.

"Biangnya di kirim agen, katanya dari luar. Di indonesia ini belum ada racikan parfum yang mendekati aslinya," kata dia.

Sejak puluhan tahun berdiri, pelanggan Collector Parfum bukan hanya warga lokal kota Bandung, melainkan tak sedikit warga luar Pulau Jawa hingga warga negara lain datang ke toko itu untuk membeli parfum yang diinginkan.

"Dari mana-mana, dari Singapura, Malaysia juga ada, tapi memang warga Jakarta yang banyak ke sini," beber dia.

Toko yang buka setiap hari dari pukul 09.00 hingga pukul 19.00 WIB ini kerap ramai didatangi setiap akhir pekan.

Sementara itu, Agus (45), warga dayeuh Kolot, Kota Bandung, ini merupakan salah seorang langganan setiap toko Collector Parfum, setiap habis parfumnya, Agus selalu datang untuk mengisi ulang.

"Biasanya sebulan atau dua bulan sekali datang ke sini, saya biasa isi ulang di sini," kata dia.

Menurut dia, selain murah, kualitas karakter wanginya pun hampir mendekati wangi parfum yang disukainya. "Beda saja sih kalau di sini harga terjangkau, lebih awet, dan baunya juga hampir sama dengan aslinya," ujar dia.

Seperti merek parfum Bellagio, contohnya, Agus mengaku tidak membelinya karena harganya yang mahal. Alternatifnya, Agus memilih toko parfum yang bisa meracik wangi yang serupa.

Begitu pula dengan Anindia (17), mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan di Kota Bandung ini mengaku pelayanan cepat dengan kualitas yang memuaskan menjadi pilihannya memilih tempat toko parfum itu.

Wangi yang manis dan segar menjadi karakter parfum yang disukai Anindia.

"Ya seperti Victoria's Secret gitu," kata perempuan asal Leuwi Panjang, Kota Bandung, ini.

https://regional.kompas.com/read/2017/11/24/06300051/wajah-paledang-etalase-parfum-murah-meriah-di-kota-bandung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke