Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Pembuatan Kain Tenun Lurik Tradisional Bantul

Kompas.com - 22/10/2017, 12:30 WIB
Markus Yuwono

Penulis

Kompas TV Dengan cara ini, Ida Arleni berharap produk budaya khas Minangkabau inidapat dikenal dan digemari dunia internasional.

Menurutnya beberapa bagian alat tenunnya seperti boom, karap, dan torak, masih bisa digunakan dengan baik sampai saat ini.

Tohirin khawatir jika menjual alat tersebut maka dirinya tidak memiliki kegiatan. "Kalau alatnya tidak ada saya mau bekerja apa," ucapnya.

Setiap kain yang dihasilkan Tohirin sepanjang 3 meter dibanderol dengan harga hanya Rp 90.000. Dalam sehari, mesin tenun Tohirin mampu digunakan untuk memproduksi paling banyak 8 meter kain.

Kendala yang dihadapi adalah proses pengeringan benang, karena akhir-akhir ini cuaca kurang baik. Dirinya meminta kepada pelanggannya untuk bersabar, karena waktu pengerjaan bisa mencapai dua bulan.

"Hanya mengandalkan sinar matahari (untuk pengeringan). Itu belum memintal dan membuat polanya karena prosesnya panjang," ujarnya dalam Bahasa Jawa.

Bagi Tohirin, membuat kain tenun lurik bukan sekadar pekerjaan yang menghidupi keluarganya, namun lebih pada sebuah upaya menjaga dan melestarikan karya warisan leluhur. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com