Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Prima, Peraih Medali Emas di SEA Games yang Dibohongi Sang Ayah

Kompas.com - 25/08/2017, 15:56 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

"Kalau peringkat, lawan saya itu 46 atau 47 dunia karena sering ikut kejuaraan, saya di 267. Yang emas pertama kan Mbak Eci (Sri Ranti), pelatih bilang ayo sudah ada yang buka emas, kalau bisa hari ini kamu kawinkan gelar," kata Prima menirukan ucapan pelatih.

Prima mengaku senang dan bangga bisa meraih medali emas dari nomor compound individu putra. Sebab sejak awal, medali emas hanya ditargetkan di nomor beregu.

"Kan memang saya dan Mbak Eci tidak diprioritaskan di perorangan, jadinya mainnya malah tenang dan dapat emas. Senang bisa mempersembahkan yang terbaik untuk bangsa dan negara, membanggakan keluarga," tuturnya.

Menurut Prima, sebelum berangkat ke SEA Games Malaysia, ia sempat memikirkan kondisi sang ibu yang menderita sakit sejak sebelum bulan puasa. Kondisi kesehatan ibunya saat itu drop dan harus dibawa ke rumah sakit.

"Sempat membawa ibu ke rumah sakit, itu tepat sebelum berangkat. Bapak pesan untuk tidak usah memikirkan ibu dulu karena sudah ada keluarga yang menjaga, fokus saja berjuang untuk negara, saya lalu pamit minta doa restu," urainya.

Baca juga: SEA Games 2017, Panahan Kembali Sumbang Emas bagi Indonesia

Selain untuk bangsa dan negara, lanjutnya, medali emas ini juga dipersembahkan bagi keluarga, orangtua dan khususnya sang ibu. Sebab apa yang diraihnya adalah berkat doa restu keluarga dan orangtua.

"Cita-cita saya selanjutnya bisa meraih emas di Asean games dan setidaknya bisa naik peringkat 50 besar dunia," harapnya.

Menangis

Ayah Prima Wisnu Wardhana, Putu Aryasa tidak menyangka bahwa putra keduanya akan memilih olahraga panahan. Sebab saat kecil, Prima menyukai sepak bola.

"Waktu kecil itu sukanya sepak bola, enggak menyangka kalau akhirnya jadi atlet panahan. Tapi saya dan istri tidak pernah memaksa, apa yang dipilih tetap kita suport," ujar Putu.

Dijelaskannya, putra keduanya ini memang sudah lama menekuni panahan dan selalu berlatih keras. Ia pun mengaku bangga dengan putranya karena telah mengharumkan bangsa dan negara lewat medali emas SEA Games dari cabang panahan.

"Sebagai orangtua bahagia dan bangga. Prima bisa mengharumkan nama bangsa, negara, orang tua dan keluarga," ujar Arya panggilan sehari-hari Putu Aryasa.

Arya mengaku mengetahui putranya berhasil meraih medali emas dari siaran televisi. Ia dan istrinya serta ibunya meneteskan air mata bahagia dan bangga.

"Uti (nenek Prima) tiba-tiba teriak memanggil saya. Uti mengatakan kalau di televisi ada Prima, saya lihat ternyata juara dapat emas. Saya, istri dan uti sampai menangis," kenangnya.

Terpaksa berbohong

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com