Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kongres Dayak Internasional Lahirkan Tujuh Protokol Dayak

Kompas.com - 27/07/2017, 19:45 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

PONTIANAK, KOMPAS.com - Perhelatan Kongres Dayak Internasional I resmi ditutup pada Kamis (27/7/2017) siang. Penutupan dilakukan Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN), Cornelis yang juga Gubernur Kalimantan Barat.

Sebelum menutup secara resmi, Cornelis membacakan Tujuh Protokol Dayak. Isi protokol Dayak tersebut merupakan hasil kesepakatan kongres yang dihadiri perwakilan masyarakat Dayak dari Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Kaltara, Sabah, dan Sarawak.

Ketujuh Protokol Dayak itu yakni pertama, makna dan dimensi dari agama, tujuan, dan kebahagian hidup hakiki dari bangsa Dayak. Kedua, dimensi nilai-nilai kepercayaan dan norma-norma dalam kehidupan bangsa Dayak.

Ketiga, keterlibatan aktif bangsa Dayak dalam menciptakan kebersamaan, toleransi, dan perdamaian dunia. Empat, pentingnya bangsa Dayak dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa (nasionalisme).

(Baca juga: Gawai Dayak, Seni Budaya Perekat Kehidupan Berbangsa dan Bernegara)

Kelima, pentingnya bangsa Dayak mengembangkan budaya dan kebudayaan Dayak seluruh dunia. Keenam, komitmen bangsa Dayak dalam mendukung pemerintahan yang kuat dan berwibawa dan melindungi rakyatnya,

Terakhir, Diaspora Dayak harus menjadi jembatan emas untuk membangun kekuatan. Seusai pembacaan protokol dibacakan deklarasi Dayak hasil kongres.

Ada tujuh poin utama dalam deklarasi tersebut, di antaranya jati diri dan pranata kehidupan dunia, membangun peradaban, hidup dalam keselarasan dan keserasian, kekayaan fisik dan non fisik, bumi yang terjaga, kesehatan manusia dan pengetahuan inovasi dan kewirausahaan.

Cornelis mengatakan, deklarasi tersebut akan segera disampaikan kepada Presiden Indonesia melalui kementerian terkait. "Kita suarakan dan kawal keberlangsungan hidup bangsa Dayak,” ucap Cornelis, Kamis (27/7/2017).

(Baca juga: Budaya Dayak Tomun Diangkat dalam BBTF 2017)

Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, Cornelis berharap bangsa Dayak bisa mejadi pelopor dan memberikan kontribusi yang besar dalam menjaga keutuhan NKRI. Masyarakat Dayak diharapkan bisa memberikan warna dalam pembangunan di segala bidang.

Untuk itu, ia meminta masyarakat adat Dayak segera menyesuaikan diri dan menyikapi dengan cerdas, dinamika perubahan sosial dan politik di Indonesia.

Sebab, menurut Cornelis, dinamika perubahan sosial dan politik yang berkembang di setiap negara, berpotensi ditumpangi isu-isu global yang mendunia. Karena itu dapat mempengaruhi budaya dan jati diri suatu bangsa. Bahkan dapat memicu dis-integrasi bangsa.

Kompas TV Alunan musik dan tarian adat Dayak menyambut Wakil Presiden Jusuf Kalla, setibanya di Bandara Cilik Riwut, Palangkaraya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com