Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami Tidak Bisa Melihat tetapi Bisa Membaca Al Quran"

Kompas.com - 02/06/2017, 18:00 WIB

"Kalau bicara kesulitan, ya hanya pada soal dana,” kata Syaiful berterus terang.

Bendahara DPD Pertuni Sumut Edi Syahputra menimpali selama ini mereka hanya mampu memberi honor kepada masing-masing instruktur Rp 75.000 per pekan atau Rp 300.000 bila instruktur tersebut mengajar sebulan penuh.

Dia menyadari, nilai itu sangat tidak layak karena ilmu Al Quran sangat penting bagi manusia.

"Kami mengajarkan tentang petunjuk hidup bagi manusia," kata dia.

Keterbatasan dana ini juga menyebabkan mereka hanya mampu mensubisidi transportasi peserta pengajian Rp 20.000. Padahal, ongkos yang dikeluarkan peserta berkisar Rp 40.000 hingga Rp 50.000.

Selama ini, DPD Pertuni Sumut beroperasi dengan mengandalkan donasi perorangan. Sementara dari pemerintah sama sekali tak ada. Meski begitu, kondisi yang serba terbatas ini tidak membuat pengajian terhenti.

Ayat demi ayat terus dibaca dengan jelas oleh mata-mata yang buta, tapi mereka melihat dan membaca dengan mata hati.

 

Berita ini telah tayang di Tribunnews.com, Jumat (2/6/2017), dengan judul: 'Kami tidak Bisa Melihat tapi Bisa Membaca Alquran'

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com