Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantu Anak Tuna Netra, Mahasiswa ITS Buat "Braille Hardware"

Kompas.com - 21/10/2016, 19:50 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Sebanyak tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Nida Amalia (Teknik Informatika), Rahmat Wahyu Bambang Ari (Teknik Mesin), dan Edi Hamid Saifullah (Teknik Elektro) membuat "braille hardware" untuk membantu anak Sekolah Dasar penderita tuna netra.

"Alat ini dinamakan "Edu Braille". Tujuannya membuat ini karena braille yang selama ini ada sangat tebal sehingga sangat menyulitkan penderita tuna netra terutama anak-anak SD," kata Nida Amalia di ruang LP2KHA, Gedung Plasa dr Angka ITS, Jumat (21/10/2016).

Dia mengatakan, huruf braille yang ada saat ini juga mudah hilang setelah dipakai pada waktu yang lama.

Menurut dia, alat tersebut dibuat untuk pengenalan huruf, seperti mengeja, belajar huruf mati, mengenal angka, dan penjumlahan.

"Dalam alat ini ada fitur membaca atau berhitung kelas satu SD. Selain itu juga ada fitur untuk membaca Al Quran," jelasnya.

Nida menyebutkan, ada tujuh halaman dalam "Edu Braille" yang memakai konsep elekromagnetik tersebut. Dalam setiap blok ada enam huruf dan 72 relay per blok.

"Dalam alat ini juga ada suara yang akan membantu para penderita membaca. Selain itu pada tombol kiri dan kanan ada halaman, in, pindah mode, untuk mengganti ke suara," katanya.

Untuk membuat alat tersebut, pihaknya membutuhkan waktu setahun. Mulai dari pengembangan hingga proses akhir. Adapun dana yang dihabiskan mencapai Rp 2 juta.

"Braille hardware" karya mahasisa ITS tersebut nantinya akan berlaga dalam final dalam final Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (GemasTIK) ke-9 yang akan dilangsungkan pada tanggal 27-29 Oktober 2016 di Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia, Depok.

ITS Surabaya meloloskan 14 tim dan jumlah tersebut memasukkan ITS pada peringkat dua perguruan tinggi terbanyak yang berhasil meloloskan peserta dalam final tersebut. Peringkat pertama diduduki oleh Universitas Indonesia sebagai tuan rumah dengan meloloskan sebanyak 19 tim. Perringkat ketiga dan empat diduduki oleh ITB (13 tim) dan UGM (12 tim).

Ketua Lembaga Pengembangan Pendidikan, Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni (LP2KHA) ITS Dr Darmaji mengatakan, tahun ini sebanyak 119 tim dari 37 perguruan tinggi negeri dan swasta dinyatakan ke final oleh panitia pusat.

"Kami berharap ITS bisa memboyong beberapa penghargaan tertinggi. Dari 10 kategori lomba GemasTIK, ITS hanya tidak meloloskan pada dua kategori, yaitu animasi, dan keamanan jaringan dan sistem informasi," ujarnya.

Darmaji menambahkan, dari 14 tim yang lolos ke final, sedikitnya ada lima sampai tujuh tim yang bisa diunggulkan, antara lain tim Quasy dan MOCO Warrior untuk kategori piranti cerdas dan embedded system; tim TRIOS untuk kategori desain UX; juga ada tim Fragment untuk kategori pengembangan aplikasi permainan.

"Target kami memang cukup tinggi, karena itu kami berharap mahasiswa bisa mempersiapkan diri lebih maksimal," sebutnya,

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com