Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Berita Populer Nusantara: Sosok Terduga Pelaku Teror Bom Kampung Melayu hingga 5 Seruan untuk Perdamaian Indonesia

Kompas.com - 27/05/2017, 08:52 WIB


3. Afi: Agama Mana Pun Selalu Ajarkan Kedamaian, Bukan Buat Kekacauan

KOMPAS.COM/Ira Rachmawati Afi saat ditemui di rumahnya Kamis (26/5)
Asa Firda Nihaya, pemilik akun Afi Nihaya Faradisa, remaja asal Banyuwangi yang statusnya viral di media sosial mengatakan bahwa agama mana pun selalu mengajarkan kedamaian.

Jika bom yang terjadi di Kampung Melayu Jakarta dikaitkan dengan agama, lanjutnya, maka kemungkinan ada kesalahpahaman dari pelakunya.

"Setiap agama mengajarkan kedamaian, mengajarkan kasih sayang. Arti agama sendiri, a adalah tidak dan gama artinya kacau. Jadi agama yang membuat kekacauan adalah kesalahan pemahaman dari pemeluknya," ungkap Afi, Kamis (25/5/2017).

Dia juga menambahkan jika ada yang mengatasnamakan agama dalam aksi terorisme maka pemahaman agama seseorang dari kecil-lah yang harus dibenahi.

"Karena kita berkontribusi dalam menciptakan pemahaman itu selama ini," tambahnya.

Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Keinginan Afi untuk Bertemu Jokowi... dan Afi Pilih Putus dengan Pacar karena Tak Dukung Keberagaman


4. Buya Syafii Maarif hingga Istri Gus Dur Duduk Bersama, Ini 5 Seruan untuk Indonesia

KOMPAS.com / Wijaya Kusuma Beberapa tokoh saat menyampaikan seruan sesepuh bangsa untuk perdamaian Indonesia
Sejumlah tokoh nasional, baik lintas agama dan budayawan, bertemu di Yogyakarta dalam Forum Sesepuh Bangsa untuk perdamaian Indonesia.

Dialog dan pertemuan para sesepuh bangsa yang digelar di University Club Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Jumat (26/5/2017), ini menghasilkan lima poin seruan untuk perdamaian Indonesia.

Lima poin hasil dialog para sesepuh tersebut dibacakan oleh H. Abdul Munir Mulkhan.

"Saya akan membacakan seruan yang tadi sudah dibicarakan oleh para sesepuh," ucap H Abdul Munir Mulkhan dalam jumpa pers di University Club Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Jumat (26/5/2017).

Berikut ini lima poin seruan tersebut.

Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Buya Syafii: Bangsa Indonesia Harus Bangkit


5. Mbah Siani, Nenek Pemecah Batu yang Dibayar Rp 40.000 Per Mobil Pikap

KOMPAS.com/ Ahmad Winarno Nenek Siani, Warga Desa Plalangan, Kecamatan Kalisat, Jember, Jawa Timur, Sedang Memecah Batu di Desa Sumberwringin, Kecamatan Sukowono, Jumat (26/5/2017)
Meski usianya sudah renta, namun jari-jemari Nenek Siani, warga Desa Plalangan, Kecamatan Kalisat, Jember, Jawa Timur, tetap cekatan mengambil batu lempengan untuk dipecah menjadi batu-batu kecil.

Setiap hari, Nenek Siani berangkat pukul 05.00 WIB ke lokasi tempat pemecah batu.

"Saya jalan kaki dari rumah lewat sawah. Rumah saya jauh," ungkapnya, Jumat (26/5/2017).

Dia mengaku sudah bekerja sebagai pemecah batu selama kurang lebih lima tahun.

"Sudah lima tahun saya bekerja sebagai pemecah batu, mau kerja apalagi saya sudah tua begini," tuturnya.

Tak ada jumlah pasti yang bisa Nenek Siani dapatkan. Sebab, dia baru dibayar ketika batu tersebut sudah laku terjual.

Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Demi Anaknya Bisa Sekolah, Ibu Ini Terus Mengayun Martil...

 

 

 


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com