KEDIRI, KOMPAS.com - Setelah sempat dihalangi polisi, sekelompok massa yang menyuarakan anti radikalisme dan diskriminasi di Kota Kediri, Jawa Timur menggelar aksi doa bersama pada momentum Hari Kebangkitan Nasional, Minggu (21/5/2017).
Massa yang menghimpun diri dalam Forum Solidaritas Kediri Raya itu memusatkan aksinya di Taman Sekartaji Minggu sore. Mereka mengidentifikasi diri dengan mengenakan baju nuansa merah dan putih.
Ketua aksi Jeannie Latumahina mengatakan, doa dalam peringatan Harkitnas tersebut bagian dari dukungan warga Kediri terhadap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan landasan Pancasila dan UUD 1945.
Sebagai warga yang cinta tanah air, kata Jennie, sudah selayaknya menolak segala bentuk radikalisme. Begitu juga terhadap tindakan-tindakan yang orientasi diskriminasi atas dasar apapun.
"Kita harus merawat Kebhinnekaan dan Pancasila," ujarnya.
Selain doa bersama, aksi tersebut juga diisi dengan menyanyikan beberapa lagu kebangsaan hingga pembagian bendera merah putih mini kepada pengunjung taman.
Aksi yang berjalan sekitar 30 menit itu mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian.
Jennie menyayangkan sikap kepolisian setempat yang dianggapnya telah menghalangi rencana aksi tersebut.
Aksi yang sedianya akan digelar malam hari dengan menggunakan lilin, tidak disetujui aparat. Bahkan setelah pihaknya mengubah waktu pelaksanaan aksi pada sore hari, juga tetap dihalangi dengan tidak memperbolehkan adanya orasi.
Baca: Pelajar di Yogyakarta Suarakan Kebhinekaan Lewat Video
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.