Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usung Keutuhan NKRI, Umat Hindu Malang Ngembak Geni di Candi Badut

Kompas.com - 29/03/2017, 14:10 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Umat Hindu se-Malang Raya melaksanakan upacara Ngembak Geni di Candi Badut, Desa Karangwidoro, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Rabu (29/3/2017).

Upacara tersebut merupakan adat keagamaan yang kerap dilakukan umat Hindu untuk memanjatkan doa sehari setelah pelaksanaan Hari Raya Nyepi.

Baca juga: Ibadah Nyepi di Banyuwangi Dapat Penjagaan Pecalang dan Banser NU

Ada sejumlah rentetan acara dalam upacara tersebut. Seperti persembahan tari-tarian dan persembahyangan bersama oleh seluruh umat Hindu.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Malang, Putu Moda Arsana mengatakan, upacara Ngembak Geni yang dilaksanakannya mengusung semangat keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan kehidupan bertoleransi.

Menurutnya, dalam kurun waktu terakhir ini muncul gerakan yang membahayakan terhadap keutuhan NKRI dan kehidupan bertoleransi. Oleh karenanya, melalui upacara keagamaan itu, pihaknya berharap kehidupan toleransi kembali terjaga.

"Kita ingin kembali memperkuat, kembali menggali bahwa memang NKRI ini sangat-sangat penting. Karena dari awal kita berkomitmen untuk menjadi satu," katanya.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Malang, Sutomo Adi Wijoyo mengaku sengaja menempatkan upacara tersebut di Candi Badut. Sebab, candi tersebut memiliki sejarah yang sangat kuat dengan kehidupan umat Hindu.

"Momen ini mengingatkan kami pada kerajaan terdahulu," jelasnya.

Ketika itu, sekitar pertengahan abad ke-6, berdiri Kerajaan Kanjuruhan yang dipimpin oleh Raja Gajayana. Biasanya, umat Hindu di kerajaan tersebut selalu melaksanakan ritual keagamaan di candi tersebut.

"Pada zaman Kerajaan Kanjuruhan yang dirajai oleh Raja Gajayana, saat itu umat Hindu merayakan hari raya juga dilakukan di tempat ini. Dihadiri oleh rajanya," ungkapnya.

Wali Kota Malang M Anton juga menyinggung soal kehidupan bertoleransi saat mengisi sambutan di tengah upacara keagamaan itu. Menurutnya, semua umat beragama harus hidup berdampingan.

"Sebab tidak ada umat agama di dunia ini yang bertujuan menyengsarakan rakyatnya," jelasnya.

Baca juga: 531 Narapidana Dapat Remisi Khusus Hari Raya Nyepi

Pihaknya juga menekankan upaya pelestarian lingkungan. Anton menyebut, sebagai umat beragama, menjaga lingkungan juga menjadi sebuah keharusan.

"Karena lingkungan ini juga bagian dari kehidupan. Tentu kita harus melakukan bagaimana lingkungan harus dijaga," katanya.

Tema upacara Ngembak Geni masih sama dengan tema Perayaan Hari Raya Nyepi tahun baru Saka 1939. Yaitu, "Jadikan Catur Brata Penyepian Memperkuat Toleransi Kebhinnekaan Berbangsa dan Bernegara Demi Keutuhan NKRI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com