Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Petani Ambon Taklukkan Puncak Cartensz dan Kinabalu

Kompas.com - 23/01/2017, 06:40 WIB
Rahmat Rahman Patty

Penulis

Minatnya pada aktivitas alam bebas dimulai saat pertama kali bergabung dengan organisasi pencinta alam Perhimpunan Kanal Ambon pada 1996.

Selain mendaki Kinabalu di Malaysia, dia sudah mendaki sejumlah puncak gunung tinggi di atas 3.000 meter di Indonesia, yakni empat kali mendaki Binaya (tertinggi di kepulauan Maluku), Latimojong (tertinggi di Sulawesi), Rinjani (tertinggi di Nusa Tenggara dan Bali), Kerinci (tertinggi di Sumatera), Leuser (tertinggi di Provinsi Aceh), dan Sibela (tertinggi di Kepulauan Maluku Utara).

Setelah sukses mencapai puncak tertinggi Indonesia, obsesi Handoko selanjutnya menyelesaikan misi pendakian tujuh puncak tinggi Indonesia.

Dia sudah menyelesaikan pendakian ke lima puncak tingggi, hanya tinggal Semeru (tertinggi di Jawa) dan Bukit Rayat (tertinggi di Kalimantan) yang harus didakinya untuk menjadi summiters Indonesia.

"Bila tidak berhalangan, saya ingin menyelesaikan tujuh puncak tinggi Indonesia di tahun 2017. Ini bukan soal menjadi summiters Indonesia, tapi ini obsesi setiap pendaki Indonesia dan mudah-mudahan bisa saya wujudkan,” kata Handoko.

Selain tujuh puncak tinggi Indonesia, ia ingin sekali mendaki puncak sejati Gunung Raung di Jawa Timur untuk menggenapi pendakian empat gunung ekstrem Indonesia.

Tiga gunung yang masuk kategori ekstrem untuk didaki sudah dia taklukkan. yakni Cartensz Pyramid, Binaya (jalur Moso), dan Leuser.

Karena konsistensi dan semangatnya yang bisa memberikan inspirasi bagi para pendaki lain, Handoko saat ini dipercaya menjadi Koordinator Pendaki Indonesia Wilayah Maluku.

Mayoritas masyarakat tentu akan berpendapat minor soal kegiatan pendakian, seperti halnya dilakukan Handoko. Mendaki, bagi sebagian orang yang tidak paham, akan menilai hanya buang waktu, buang biaya, atau mencari lelah saja.

Namun, bagi pegiat alam bebas yang senantiasa bergelut dengan alam, akan mengerti dan paham bagaimana rasanya mengendalikan diri dan menghadapi tekanan mental serta fisik saat berada di alam liar dan medan berbahaya.

Jutaan rupiah yang dikeluarkan, rasa lelah, stres medan, bahkan putus asa ketika menghadapi kerasnya pendakian akan tergantikan seketika dengan pengalaman luar biasa dan kepuasan batin yang hanya bisa dimiliki seorang pendaki ketika berhasil mencapai puncak.

Seperti halnya Soe Hok Gie, yang gemar mendaki gunung hingga menjemput ajalnya di puncak Semeru, menurut Handoko, berpetualangan di gunung adalah arena untuk melatih keberanian dan menghadapi kerasnya kehidupan.

"Mereka yang memahami arti keberanian, perjuangan, pengorbanan dan kebersamaan, yang akan mengerti kenapa kami harus mendaki gunung. Mendaki gunung membuat kami lebih memahami makna kebesaran Tuhan. Mendaki gunung membuat kami lebih menghormati hidup," kata Handoko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com