Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Petani Ambon Taklukkan Puncak Cartensz dan Kinabalu

Kompas.com - 23/01/2017, 06:40 WIB
Rahmat Rahman Patty

Penulis

Bagi Handoko, Cartensz Pyramid adalah puncak tertinggi yang pernah dia daki. Sebelumnya, pada 2014, ia bersama empat rekannya dari Perhimpunan Kanal Ambon mendaki puncak tertinggi Malaysia, Gunung Kinabalu dengan ketinggian 4.095,2 mdpl.

"Sensasinya berbeda. Di Kinabalu, pendaki dimanjakan dengan banyak fasilitas dan jalur pendakian yang sudah tertata baik. Sementara di Papua, medan yang didaki benar-benar buat petualang karena masih alami dan minim fasilitas. Di Cartensz Pyramid, kita juga berkesempatan melihat salju di puncaknya," ujar alumni Fakultas Ekonomi Universitas Darussalam Ambon ini.

Mencapai puncak Cartensz di Papua adalah pencapaian prestisus bagi Handoko. Tempat ini karena bukan saja tertinggi di Indonesia, tetapi juga di benua Australia, dan menjadi salah satu dari tujuh puncak tertinggi di tujuh benua.

Karena itu, puncak Cartensz menjadi incaran para pendaki dunia. Di kawasan pegunungan sekitar Cartensz Pyramid, masih banyak puncak lain yang juga menarik untuk direngkuh.

Puncak Jaya (4,864m), Puncak Sumantri (4,870m), dan Cartensz Timur (4,813m) yang masih memiliki gletser atau es terakhir yang tersisa.

Ada pula puncak Idenburg (4,730) yang pertama kali kehilangan gletsernya. Gletser di pegunungan yang berada di garis equator atau khatulistiwa ini semakin menyusut akibat pemanasan global.

Hanya ada tiga tempat di dunia yang ada saljunya di area khatulistiwa. Selain di Jayawijaya, ada juga Kilimanjaro di Tanzania (Afrika), dan pegunungan Andes di Peru (Amerika Latin).

Es yang selama ini menyelimuti puncak Cartensz dan puncak lainnya di Pegunungan Jayawijaya diprediksi akan menghilang. Ini karena massa es di puncaknya semakin menipis. Saat ini penyusutan gletser berada pada status yang merisaukan.

"Tingginya temperatur udara akibat pemanasan global mengakibatkan gletser-gletser es ini terancam mencair dan hilang," kata Handoko.

Mahal

Mendaki Cartensz Pyramid, bagi Handoko, bukan sekadar perjuangan mencapai puncak. Butuh pengorbanan materi yang tidak sedikit. Biaya yang harus dia keluarkan mencapai Rp 35 juta.

Angka ini bisa bertambah, seandainya dia harus membeli lagi perlengkapan khusus gunung es yang harganya tidak murah.

Kebetulan dua juniornya di organisasi Perhimpunan Kanal Ambon pernah mendaki gunung es sehingga peralatan yang dibutuhkannya bisa dipinjam.

Dua juniornya, yakni Azis Tunny pernah mendaki Kilimanjaro di Afrika pada 2013 dan Bayu Djatmiko mendaki Cartensz Pyramid pada akhir 2016.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com