Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Petani Ambon Taklukkan Puncak Cartensz dan Kinabalu

Kompas.com - 23/01/2017, 06:40 WIB
Rahmat Rahman Patty

Penulis

Selain jalur Sugapa atau Ilaga, mendaki Cartensz bisa melewati jalur Timika atau jalur tambang PT Freeport Indonesia.

Para pendaki yang naik ke puncak Cartensz akan lebih dekat dan mudah bisa melewati jalur Freeport dibanding lewat jalur kampung Sugapa dan Ilaga. Waktu yang dibutuhkan hanya hitungan jam.

Dari Kota Timika, dua jam naik mobil ke Tembagapura. Lalu, naik trem yang hanya hitungan menit sudah sampai di Grasberg.

Perjalanan dilanjutkan dengan naik mobil sekitar 20 menit menuju Bali Dam, yakni batas akhir wilayah Freeport. Dari sini, tinggal jalan kaki sekitar dua jam, dan sampailah di Basecamp Danau-Danau di ketinggian 4.261 mdpl. Memang sangat cepat, tapi risikonya juga besar.

Jika melewati jalur tambang Freeport, kondisi tubuh akan terkena masalah aklimatisasi, yakni penyesuaian kondisi tubuh dengan ketinggian.

Mendadak pergi dari ketinggian ratusan meter di Timika, lalu secara cepat beralih ke ketinggian 4.000-an meter bisa berakibat pusing-pusing, muntah sampai pingsan karena acute mountain sickness (AMS) atau biasa disebut penyakit gunung.

Karena itu, butuh waktu dua hingga tiga hari buat penyesuaian tubuh sebelum ke puncak untuk melalui jalur ini.

Pendaki wajib melakukan aklimatisasi, yakni proses penyesuaian dengan ketinggian, di mana seorang pendaki ketika sudah mencapai ketinggian tertentu harus turun kembali agar terhindar dari mountain sikness.

Ini berbeda dari pendaki yang lewat jalur kampung. Mereka pelan-pelan menyesuaikan diri dengan ketinggian.

Selain itu, para petualang sejati biasanya lebih suka memilih jalur Sugapa atau Ilaga karena tantangan medannya yang tidak gampang.

Masalah lainnya, PT Freeport Indonesia tidak mudah memberikan akses pendakian karena memiliki prosedur keamanan ketat.

Sebagai kawasan tambang, Freeport tertutup untuk jalur pendakian wisata. Biasanya, para pendaki bisa melintasi jalur ini kalau terkait event tertentu, seperti peringatan 17 Agustus atau liputan media televisi dan itu telah memenuhi syarat serta ketentuan ketat.

Target Seven Summits Indonesia

Untuk membiayai hobinya yang tergolong mahal itu, Handoko tidak pernah mencari sponsor, baik dari swasta maupun pemerintah. Tabungannya dari hasil berkebun selama ini mengantarnya menggapai puncak-puncak tinggi yang menjadi impian para pendaki Indonesia, bahkan dunia.

Khusus untuk mendaki Cartensz, dia mendapat dukungan dari rekan-rekannya di Perhimpunan Kanal Ambon.

"Banyak orang yang ingin mendaki Cartensz sebenarnya punya kesempatan, juga punya uang dan waktu. Hanya saja, niat mereka masih belum terlalu kuat untuk mewujudkan mimpinya. Ini hanya soal niat, kesempatan, dan rezeki. Selebihnya menjadi urusan Tuhan untuk mewujudkan mimpi kita," kata Handoko merendah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com