MAGELANG, KOMPAS.com - Istiqomah (5) dan Bilqis Humaerah (2 minggu), dua bocah asal lereng Gunung Merapi, tepatnya di Dusun Candigelo, Desa Ngadipura, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menderita kelainan pada mulutnya.
Mereka terlahir tanpa memiliki langit-langit pada rongga mulutnya (labio palatos schisis). Tidak hanya itu, dua bola mata pada bocah perempuan itu juga tidak tumbuh sempurna.
Wahid Widodo (39), ayah Istiqomah dan Bilqis, mengatakan bahwa Istiqomah pernah dioperasi pada tahun 2011 di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta atas bantuan dari donatur.
Namun, anak sulungnya itu baru sekali dioperasi. Padahal butuh beberapa kali operasi agar kelainannya itu dapat sembuh total. Alhasil, struktur wajah Istiqomah terlihat belum sempurna layaknya wajah manusia pada umumnya.
"Isti tidak mau sekolah. Dia takut diejek sama teman-temannya. Dia juga tidak mau bermain dengan teman-teman sebayanya. Dia hanya mau (bermain) dengan orang-orang dewasa," kata Widodo, Rabu (23/11/2016).
Sampai sekarang, lanjut Widodo, Istiqomah juga masih makan makanan bayi instan berupa bubur. Sebab, mulutnya masih sulit untuk mengunyah makanan yang bertekstur kasar.
Jika dipaksakan, Istiqomah pasti akan muntah. Sedangkan mata dan hidungnya berfungsi cukup baik. Bocah itu suka bermain sepeda dan bisa mengenal warna.
"Dia suka sepedaan di sekitar rumah. Dia juga bisa menyebut nama-nama warna," tutur Widodo.
Pada 1 November 2016, istri Widodo, Siti Maonah (35), melahirkan anak kedua yang diberi nama Bilqis dengan kondisi serupa dengan Istiqomah. Bilqis juga tidak memiliki langit-langit rongga mulut serta bola mata yang tidak sempurna.
Widodo mengaku terkejut saat mengetahui kondisi Bilqis begitu lahir dari rahim istrinya. Sebab, selama dalam kandungan, janin Bilqis dan ibunya dalam kondisi sehat tanpa keluhan apa pun.