Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kakak Beradik dari Lereng Merapi Derita Kelainan Rongga Mulut dan Bola Mata Tak Sempurna

Kompas.com - 23/11/2016, 19:00 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

"Beruntung ketika itu ada donatur, lalu kami juga termasuk keluarga korban terdampak erupsi Gunung Merapi. Sedangkan untuk Bilqis, kami sedang berusaha agar dapat jaminan kesehatan pemerintah. Kami punya KIS (Kartu Indonesia Sehat) tapi belum bisa digunakan karena bukan atas nama Bilqis sendiri," papar Widodo.

Siti Maonah, ibu Istiqomah dan Bilqis, mengaku hanya bisa pasrah. Meski mengaku sedih namun ia berusaha tetap tegar karena apapun kondisi kedua putrinya itu adalah anugerah dari Tuhan.

"Kalau sedih iya pasti, tapi saya berusaha tegar. Kalau saya menangis, anak saya (Istiqomah) suka ikut nangis, jadi saya harus terlihat bahagia," tutur Maonah.

Sejauh ini, lanjut Maonah, Bilqis terpaksa minum susu formula pakai sendok. Kondisi mulut Bilqis tidak memungkinkan untuk dapat menyusu ASI langsung dari payudara Maonah.

Maonah bercerita, waktu dia sedang mengandung Bilqis, dia tidak memiliki keluhan yang berarti. Dia rutin memeriksakan diri dan USG ke bidan maupun dokter. Bahkan, Maonah mengaku nafsu makannya lebih tinggi daripada ketika mengandung Istiqomah.

"Sebagai orangtua, tentu kami ingin anak-anak saya bisa sembuh. Mereka bisa dioperasi dan bisa tumbuh seperti anak-anak biasanya," kata Maonah yang sehari-hari membuka warung 'kelontong' di rumahnya.

Kelainan kromosom

Kepala Puskesmas Dukun dr Edi Suharso menjelaskan bahwa kondisi Istiqomah dan Bilqis diduga disebabkan karena kelainan kromosom ketika proses pembuahan dalam rahim. Kelainan ini bisa disebabkan karena perkawinan sedarah kedua orangtuanya.

“Kelainan mereka ini bisa karena karena kelainan kromosom, akibat orangtua masih memiliki hubungan satu darah atau keluarga," kata Edi setelah menjenguk dua bocah itu.

Widodo dan Maonah memiliki hubungan kekerabatan karena kakek-kakek mereka adalah saudara kandung.

Menurut dia, keduanya bisa sembuh dengan penanganan medis dan operasi. Hanya saja, untuk Bilqis, operasi baru bisa dilakukan setelah usia 6 bulan dan harus melalui tahapan-tahapan tertentu.

"Bilqis bisa dioperasi setelah usia 6 bulan. Operasi juga harus beberapa kali, minimal 3 kali tindakan agar bisa sembuh total dan kondisinya normal. Maka sekarang Bilqis harus benar-benar dijaga kesehatannya," papar Edi.

Sementara itu, Sekretaris Desa Ngadipura, Toha Maksum, mengatakan, pemerintah desa akan membantu dan mendampingi keluarga Widodo mengurus administrasi jaminan kesehatan pemerintah.

“Kami akan membantu pengurusan BPJS Kesehatan, lalu kami juga akan berusaha mengumpulkan donatur untuk biaya operasi,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com