"Beruntung ketika itu ada donatur, lalu kami juga termasuk keluarga korban terdampak erupsi Gunung Merapi. Sedangkan untuk Bilqis, kami sedang berusaha agar dapat jaminan kesehatan pemerintah. Kami punya KIS (Kartu Indonesia Sehat) tapi belum bisa digunakan karena bukan atas nama Bilqis sendiri," papar Widodo.
Siti Maonah, ibu Istiqomah dan Bilqis, mengaku hanya bisa pasrah. Meski mengaku sedih namun ia berusaha tetap tegar karena apapun kondisi kedua putrinya itu adalah anugerah dari Tuhan.
"Kalau sedih iya pasti, tapi saya berusaha tegar. Kalau saya menangis, anak saya (Istiqomah) suka ikut nangis, jadi saya harus terlihat bahagia," tutur Maonah.
Sejauh ini, lanjut Maonah, Bilqis terpaksa minum susu formula pakai sendok. Kondisi mulut Bilqis tidak memungkinkan untuk dapat menyusu ASI langsung dari payudara Maonah.
Maonah bercerita, waktu dia sedang mengandung Bilqis, dia tidak memiliki keluhan yang berarti. Dia rutin memeriksakan diri dan USG ke bidan maupun dokter. Bahkan, Maonah mengaku nafsu makannya lebih tinggi daripada ketika mengandung Istiqomah.
"Sebagai orangtua, tentu kami ingin anak-anak saya bisa sembuh. Mereka bisa dioperasi dan bisa tumbuh seperti anak-anak biasanya," kata Maonah yang sehari-hari membuka warung 'kelontong' di rumahnya.
Kelainan kromosom
Kepala Puskesmas Dukun dr Edi Suharso menjelaskan bahwa kondisi Istiqomah dan Bilqis diduga disebabkan karena kelainan kromosom ketika proses pembuahan dalam rahim. Kelainan ini bisa disebabkan karena perkawinan sedarah kedua orangtuanya.
“Kelainan mereka ini bisa karena karena kelainan kromosom, akibat orangtua masih memiliki hubungan satu darah atau keluarga," kata Edi setelah menjenguk dua bocah itu.
Widodo dan Maonah memiliki hubungan kekerabatan karena kakek-kakek mereka adalah saudara kandung.
Menurut dia, keduanya bisa sembuh dengan penanganan medis dan operasi. Hanya saja, untuk Bilqis, operasi baru bisa dilakukan setelah usia 6 bulan dan harus melalui tahapan-tahapan tertentu.
"Bilqis bisa dioperasi setelah usia 6 bulan. Operasi juga harus beberapa kali, minimal 3 kali tindakan agar bisa sembuh total dan kondisinya normal. Maka sekarang Bilqis harus benar-benar dijaga kesehatannya," papar Edi.
Sementara itu, Sekretaris Desa Ngadipura, Toha Maksum, mengatakan, pemerintah desa akan membantu dan mendampingi keluarga Widodo mengurus administrasi jaminan kesehatan pemerintah.
“Kami akan membantu pengurusan BPJS Kesehatan, lalu kami juga akan berusaha mengumpulkan donatur untuk biaya operasi,” ujarnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.