Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Banyak Anak Hiu yang Ditangkap Nelayan di Balikpapan

Kompas.com - 22/09/2016, 06:32 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

"Berbagai jenis hiu dari Balikpapan dan dikirim ke Surabaya. Tapi tidak ada hiu paus dan gergaji karena dua hiu ini dilindungi penuh undang-undang," kata Ricky.

Kepala Seksi Pendayagunaan dan Pelestarian BPSPL Pontianak Syarif Iwan Taruna mengatakan, perlu pendataan terus menerus atas hiu dan pari. Hal ini penting untuk pengawasan pemanfaatan hiu dan pari di Balikpapan.

Bila ada temuan hiu dan pari yang hamil atau baru lahir dan masih dalam keadaan hidup maka ikan itu harus dilepaskan. Sebaliknya, bila ada yang mati mesti dilaporkan segera.

"Untuk penindakan bila ada pelanggaran dan ke BPSPL untuk pendataan," kata Iwan.

Data ini akan dikumpulkan dari seluruh Indonesia juga untuk dijadikan dasar untuk menentukan kebijakan ditahun berikutnya.

Ia mencontohkan, Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 34 Tahun 2015 mengatur hiu martil tidak boleh ekspor sampai 31Desember 2016. Namun, bila hiu martil masih banyak di alam, ada kemungkinan ekspor dibuka kembali. Bisa juga sebaliknya, dilindungi secara penuh seperti hiu paus dan gergaji.

Sirip hiu

Abdul Wahab, pengusaha sirip ikan hiu, mengatakan bahwa banyak peminat sirip hiu. Setiap pekan, ia mengirim 2-3 koli sirip hiu. Satu koli berisi 30-an kilogram sirip hiu.

"Saya kirim ke Surabaya. Terserah mereka selanjutnya. Ada juga yang untuk ekspor," kata Wahab.

Penghasilan dari menjual sirip hiu lumayan besar. Sirip berukuran 15-20 cm saja bisa dibeli dari nelayan Rp 100.000 dan dijual ke pedagang besar di Surabaya sampai Rp 200.000 per kg.

Sirip pari lontar ukuran rata-rata 20 cm dibanderol lebih mahal. Sirip pari bisa Rp 200.000 per kg dari nelayan dan dibeli oleh pedagang besar di Surabaya Rp 400.000 per kilo.

"Rumah makan merupakan pembeli sirip hiu. Setelah jadi makanan, misal sup sirip hiu campur sarang burung, bisa Rp 2,5 juta per mangkuk di Balikpapan," katanya.

Tingginya harga sirip hiu membuat banyak nelayan Balikpapan merasa diuntungkan bila tak sengaja memperoleh hiu atau pari saat melaut. Padahal, menurut Wahab, belum ada nelayan Balikpapan yang spesialis penangkap hiu dan pari.

"Penangkap hiu datang dari Sulawesi. Biasanya bulan Oktober akan ramai di temui di Selat Makassar. Mereka hanya memakai pancing," kata Wahab.

Hiu dan pari seringkali tertangkap oleh jaring atau rengge. Mereka tak bisa mengelak bila hiu maupun pari ukuran yang kecil yang tertangkap.

"Tapi ya harganya juga rendah kalau anakan karena kecil siripnya," kata Wahab.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com