Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaya Ridwan Kamil, Risma, dan Ganjar Pranowo Menolak DKI 1

Kompas.com - 02/03/2016, 11:06 WIB
Reni Susanti

Penulis

Kompas TV Apa Hasil Survei Populi Center Soal Cagub DKI Jakarta?

Permohonan izin itu disampaikan sendiri oleh Risma kepada Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri beberapa saat lalu. (baca: Risma Sudah Minta Izin ke Megawati Tak Maju ke Pilkada DKI)

"Dalam sebuah dialog dengan Bu Mega, Bu Risma menyampaikan tidak akan maju di DKI. Bu Risma ingin menjalankan amanat warga Surabaya lima tahun ke depan," ungkap Hasto Kristiyanto di Surabaya, Selasa (1/3/2016).

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun akhirnya memberikan sikap tegas terkait rencana pencalonan dirinya sebagai gubernur DKI Jakarta. Ganjar sebelumnya sempat digadang akan diusung PDI Perjuangan untuk menjadi pesaing calon petahana, Basuki Tjahaja Purnama. (Baca: Ganjar Pranowo: Saya Sudah Jadi Gubernur, Masa Jadi Gubernur Lagi)

"Wong saya jadi gubernur, masa jadi gubernur lagi?" kata Ganjar di sela-sela kegiatan HUT ke-97 Dinas Pemadam Kebakaran di Alun-alun Simpang Lima, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (1/3/2016).

Peta politik Jakarta liar
Pengamat politik dari Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung, Asep Warlan, mengatakan, penolakan ketiga kepala daerah diambil berdasarkan beberapa ukuran.

Pertama, ketiganya sedang bertugas sehingga memiliki komitmen dan janji yang harus ditepati.

Kedua, dari ketiga calon, hanya Ridwan Kamil yang memiliki concern ataupun passion terhadap DKI Jakarta. “Terutama Bu Risma, dia sangat terlihat tidak memiliki passion terhadap Jakarta,” ungkap Asep kepada Kompas.com, Rabu (2/3/2016).

Ketiga, peta politik Jakarta sangat liar. Jadi, meski mereka maju, belum tentu bisa bergerak di Jakarta.

Terakhir, Ahok sangat kuat di DKI Jakarta. Masyarakat berbagai pelosok Jakarta sangat mengenal Ahok, tetapi belum tentu mengenal Ganjar dan Risma.

“Mereka (kepala daerah) tidak mau berspekulasi dengan Jakarta. Mohon maaf, Ganjar dan Risma belum tentu bisa bersaing dengan Ahok. Karena DKI tak sembarang orang bisa masuk,” tuturnya.

Untuk itu, pesaing di Jakarta harus paham masyarakat Jakarta yang plural dan dinamis. “Untuk melawan Ahok juga harus memiliki kekuatan lain selain figur. Kalau hanya pengalaman kurang, karena medan perang politik Jakarta sangat liar,” ucapnya.

Dari tiga kepala daerah, sebenarnya Emil yang paling kuat untuk melawan Ahok karena Emil cukup dikenal di media sosial.

Orang Bandung ataupun Jawa Barat yang ada di Jakarta tidak sulit untuk mengakses Emil lewat kenarsisannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com