Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BOSF Selamatkan Bayi Orangutan dengan Luka Bekas Tebasan Parang

Kompas.com - 16/02/2016, 18:42 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani J

Penulis

"Induknya bisa jadi memang sudah mati bahkan dibunuh, karena induk sudah pasti tidak melepas anaknya," katanya.

"Ini bentuk kesadaran warga kita yang masih sangat rendah," katanya.

Bayi orangutan disiksa dan diikat

Bayi orangutan yang mengalami penyiksaan tidak hanya ditemukan di Kutai Timur. Di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah, juga pernah ditemukan bayi orangutan dalam kondisi terikat rantai yang melebihi berat badannya.

Kejora, begitu nama yang diberi BOSF, ditemukan dalam kondisi mengenaskan di depan barak karyawan perusahaan pembibitan kelapa sawit di kota Palangkaraya awal Februari 2016.

"Orangutan ini dirantai selama 6 bulan di situ," kata staf komunikasi BOSF Naru Menteng, Monterado Friedman.

BKSDA Kalteng menyita orangutan itu dari perusahaan pembibitan sawi di Palangkaraya. Orangutan itu langsung dititipkan ke Program Reintroduksi Orangutan Kalteng di BOS Nyaru Menteng untuk direhabilitasi.

Ia segera diisolasi sebagai bagian dari tahap karantina dan dilakukan pemeriksaan medis lengkap.

Diketahui terdapat luka bekas goresan benda tajam di dahinya dan luka bekas rantai besi di kedua sela paha kaki kiri dan kanannya.

Kejora tampak trauma atau ketakutan terhadap setiap orang yang mendekatinya.

"Ia bergerak mundur ke belakang seolah mencari tempat untuk bersembunyi dan mengeluarkan suara tangisan," kata pria yang lebih sering disapa Agung ini.

Dalam pemeriksaan lanjutan diketahui orangutan itu juga menderita cacingan dan demam berdarah.

"Kini ia senang dengan kehadiran kawan-kawan barunya yang sama-sama di karantina. Nafsu makan meningkat, segala buah dilahap, dihabiskannya," pungkas Agung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com