Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak Diberi Makan, Orangutan Sering Santroni Perkampungan

Kompas.com - 29/01/2016, 18:42 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani Julius Zebua

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com – Orangutan dewasa sering tepergok berada di pohon-pohon tinggi di sekitaran Kampung Muara Biu dan Kampung Trans Suwito, Kecamatan Muara Samu, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.

Terganggu oleh beberapa kali kemunculan orangutan, warga menangkapnya pada Rabu (27/1/2016) sekitar pukul 03.00 WIB.

"Warga menerangkan kalau sering mengalami pertemuan dengan orangutan tepatnya di pohon tinggi di pinggir Jalan Lolo Muara Biu, tempat mereka lewat," kata polisi hutan BKSDA Kltim, Darmanto, Kamis (28/1/2016) kemarin.

Orangutan itu besar dan dewasa. Bobot sekira 80 kg.  Pipi pada wajahnya menggelambir menunjukkan usianya antara 12-15 tahun.

Warga menjadi takut lewat jalan itu. Terlebih bagi kaum perempuan dan anak-anak yang hendak ke ladang. Warga akhirnya memutuskan untuk mengamankannya. Mereka menangkap dengan hati-hati lantas mengikat orangutan itu.

Sambil menunggu kedatangan para ahli primata, warga mengamankan orangutan itu di depan rumah kepala desa.

Kabar itu merebak cepat. Kantor kecamatan Muara Samu melaporkan temuan ini ke BKSDA. Dari Balikpapan, BKSDA tiba 11 jam kemudian. Orangutan itu sudah dalam kondisi lemas.

Darmanto mengungkap, semua berawal dari mudahnya pertemuan manusia dengan orangutan liar. Pergerakan orangutan semakin sempit di tengah kawasan APL, hutan produksi, juga perkebunan sawit. Tak heran kondisi ini membuka peluang perjumpaan manusia dengan orangutan.

Dua kampung itu sendiri berada di antara hutan dan kebun sawit. Aktivitas manusia makin padat saja. Orangutan jadi terbiasa bertemu warga. Ia mudah mengikuti pergerakan manusia, lantas terjebak di tepi hutan dan tidak bisa kembali.

"Pertemuan pertama, ada warga yang kasih makan ke orangutan. Biasa, warga merasa kasihan melihat seperti ini, malah dikasih makan. Sebenarnya tidak boleh, karena berikutnya akan seperti itu. Dia akan datang lagi (meminta makan)," kata Darmanto.

Tak heran, warga sering melihat orangutan ini di jalanan. "Terdeteksi sudah empat kali pertemuan orangutan dengan warga. Ya di sekitar sini juga sekira 200 meter dari ladang warga," kata Darmanto.

Jalan berikutnya, kata Darmanto, orangutan itu dievakuasi ke penampungan sementara di Cagar Alam Teluk Adang di Paser. BKSDA membawanya dengan kurungan transit.

Sekarang, mereka tengah mempertimbangan lokasi pelepasliaran bagi orangutan ini. BKSDA menjalin komunikasi dengan beberapa organisasi nirlaba pemerhati satwa dan orangutan.

"Kondisi sekarang sudah lebih baik. Tadinya lemas sekali. Sekarang, orangutan itu sudah bisa berpegangan dan makan," kata Darmanto.

"Kita masih koordinasi dengan NGO. Mau dilepas ke mana, Berau atau tetap dikembalikan ke asal, masih dalam koordinasi," kata Darmanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com