Wanita paruh baya ini pun berharap, ke depannya, kegiatan serupa bisa rutin diadakan setiap tahun.
Sejauh ini pihak sekolah juga sudah mengupayakan sejumlah fasilitas pendukung sekolah untuk mitigasi bencana seperti drag bar, helm, papan petunjuk jalur evakuasi, dan pemberdayaan sumber daya manusia.
Tanto Bumi, koordinator simulasi BPBD Kabupaten Magelang, mengatakan bahwa mitigasi bencana sangat perlu disosialisasikan kepada seluruh warga masyarakat tanpa pandang bulu, termasuk warga difabel.
"Dengan kegiatan ini mudah-mudahan mereka (kaum difabel) setidaknya bisa menyelamatkan diri saat terjadi bencana alam, sebelum kemudian dapat menyelamatkan orang lain," kata Tanto.
Menurut dia, rangkaian simulasi bencana ini secara umum tidak jauh berbeda dengan simulasi untuk warga pada umumnya.
Hanya ada beberapa yang berbeda, antara lain saat memberikan tanda bencana untuk siswa tuna rungu petugas menggunakan sinyal lampu, begitu juga dengan proses evakuasi untuk siswa yang menggunakan kursi roda dan lainnya.
Tanto melihat, masih ada beberapa fasilitas di sekolah ini yang masih perlu diperbaiki untuk kepentingan mitigasi bencana.
Seperti belum adanya jalur khusus evakuasi untuk pengguna kursi roda, belum ada papan petunjuk jalur evakuasi, pintu keluar masih satu buah dalam satu ruangan dan lainnya.
"Kami berharap di sekolah ini dan sekolah dimana pun menjadi sekolah aman bencana, dari segi bangunan, fasilitis dan sumber daya manusia," kata Tanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.