Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaum Difabel Juga Perlu Diberi Simulasi Bencana

Kompas.com - 18/12/2015, 03:00 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Bunyi sirine berahut-sahutan tanda telah terjadi gempa bumi. Seluruh siswa dan guru Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kota Magelang berteriak histeris sambil berhamburan keluar ruangan.

Beberapa di antaranya ada yang tertatih-tatih karena terluka di bagian kaki dan kepala. Sebagian lagi berlari sambil mendorong kawannya yang duduk di kursi roda.

Mereka semua lantas berkumpul di tanah lapang. Terlihat jelas raut muka mereka ketakutan.  Namun, kondisi tersebut tidak berlangsung lama. Berkat kesiapsiagaan, mereka bisa mengatasi keadaan dengan baik.

Korban luka segera dibawa menggunakan tandu menuju ambulance. Para guru juga mencoba menenangkan para siswa yang masih tampak panik.

Itu adalah gambaran kegiatan simulasi bencana alam yang dilakukan oleh para siswa dan guru SLB Negeri Kota Magelang, Kamis (17/12/2015) siang.

Simulasi yang dilaksanakan di halaman sekolah itu melibatkan para petugas dan relawan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang.

Kepala SLB Negeri Kota Magelang, Siti Asna, mengungkapkan bahwa simulasi penangangan bencana alam ini penting dilakukan mengingat Magelang termasuk daerah rawan bencana, mulai dari gempa bumi, gunung meletus sampai tanah longsor.

Bagi sebagian besar masyarakat, kata dia, terutama yang tinggal di daerah rawan bencana, barangkali sudah biasa mendapatkan pelatihan atau kegiatan mitigasi bencana.

Namun, kegiatan serupa yang dikhususkan bagi kaum berkebutuhan khusus atau difabel sejauh ini masih minim.

"Bagi warga pada umumnya barangkali memiliki kemampuan untuk menyelamatkan diri saat terjadi bencana, namun tidak demikian bagi kaum difabel. Mereka tentu memiliki keterbatasan. Karenanya kami pikir simulasi ini penting bagi mereka," kata Asna di sela-sela kegiatan simulasi.

Asna mengaku terharu saat kegiatan simulasi berlangsung. Sebab, ia merasakan seolah bencana gempa bumi benar-benar terjadi seperti pengalamannya ketika gempa Yogyakarta 2006 silam.

Terlebih, ada beberapa orang tua dan siswa yang benar-benar panik dan menangis saat mengikuti simulasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com