Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berlomba dengan Bocah di Sungai Pedalaman Hutan Kalimantan

Kompas.com - 03/12/2014, 17:12 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

Meski demikian, bayangan ada binatang buas ikut berenang bersama kami tak sepenuhnya hilang dari pikiran. Hanya melihat bupati begitu bebas menyelam hingga ke dasar sungai, yang sedikit menepis kekhawatiran kami. Akhirnya, nekat sajalah...

Berlomba dengan para bocah

Di tengah asyiknya kami berempat main air, anak-anak kecil penduduk setempat datang menghampiri kami. Melihat kami begitu riang seperti tak pernah berenang sebelumnya, anak-anak itu menatap dengan aneh. Jumlah "penonton" pun terus bertambah, baik anak laki-laki maupun perempuan.

"Ayo turun juga," ajak sang bupati sembari melamabaikan tangan kepada kerumunan bocah itu. Lambaian itu tak langsung dituruti. Semula para bocah hanya malu-malu berlarian di tepi sungai, berkejaran di antara pepohonan.

Sampai, "Byur!" seorang bocah lelaki berbadan gempal terpeleset dari jembatan dan langsung jatuh di tengah sungai. Tawa lepas pun sontak keluar dari para bocah. Lalu, tak perlu lambaian tangan lagi, satu per satu anak-anak ini menceburkan diri ke sungai.

Begitu berada di dalam air, bocah-bocah alam ini pun langsung unjuk beragam gaya. Dari gaya "normatif" ala perenang kompetisi, salto sebelum menyeburkan diri di air, hingga gaya batu--terjun langsung "tenggelam"--mereka perlihatkan.

Kami pun tak henti tertawa setiap kali ada bocah bertingkah. Suara kami menggantikan nyanyian burung yang rasanya sudah hilang sekarang. Bupati pun mengeluarkan ide membuat permainan. Anak-anak dan kami--termasuk saya--berdiri di jembatan dari pohon kelapa.

Dengan aba-aba bupati, kami adu berani dan adu gaya melompat ke air. "Satu, dua, tiga....," aba Bupati, berjawab, "Byur!" Berkali-kali kami ulang tanpa bosan, meski saya dan Kris yang berbadan paling besar dalam permainan ini harus susah payah mengangkat badan ke jembatan maupun saat adu lompat ke air...

Bupati kemudian membuat permainan itu jadi lebih serius. Siapa yang melompat paling cepat dengan gaya paling atraktif, akan mendapatkan hadiah darinya. Dengan aba-aba yang tak berbeda, tampang para bocah terlihat lebih bersemangat. Bupati pun buncah dengan senyum. Rp 100.000 menjadi hadiah yang dijanjikannya untuk para bocah.

Petang itu, waktu terasa sesaat berhenti di tengah kedalaman hutan Kalimantan. Lelah, tentu saja, tapi senang. Tak pernah disangka apalagi direncana, kami bisa berenang dengan gembira di lokasi macam ini. Tapi, aduh, makan juga jadi banyak malam ini...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com