Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Risma Persoalkan Wakil Wali Kota Surabaya

Kompas.com - 20/02/2014, 19:51 WIB

Sekretaris Panlih Sudirjo mengatakan, sebenarnya Panlih menjadwalkan pemilihan wakil wali kota dilangsungkan pada 15 November karena masih harus menyiapkan segala keperluannya.


"Kami tidak tahu jika pimpinan dewan justru memajukan jadwal pemilihan, kami akan meminta penjelasan nanti, bahkan jika perlu kami akan konsultasi ke Mendagri," ujarnya.

Keruwetan juga terjadi selama berlangsungnya rapat paripurna DPRD Surabaya untuk memilih wakil wali kota Surabaya pada 6 November 2013. Rapat itu diskors hingga dua hari karena tidak memenuhi kuorum, yakni 3/4 anggota dewan.

Berdasarkan catatan, hanya 31 dari 49 anggota DPRD Surabaya yang hadir. Anggota dewan yang tidak muncul saat itu adalah dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Fraksi Golkar, dan beberapa orang lain yang mengaku sibuk dengan kegiatan di partai masing-masing.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pun tidak menghadiri rapat paripurna tersebut karena memenuhi undangan Badan Perencanaan Pembangunan di Jakarta. Saat itu Risma mengutus Sekretaris Kota Hendro Gunawan.

Paripurna itu diskors hingga 8 November 2013. Rapat baru dilanjutkan setelah Gubernur Jawa Timur menurunkan surat keputusan bahwa paripurna bisa digelar dengan kuorum 50 persen plus 1.

''Merujuk pada PP 16 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Tata Tertib Dewan, sidang paripurna dinilai kuorum jika dihadiri lebih dari separuh anggota dewan ditambah minimal satu anggota dewan,'' kata Soekarwo.

Malam itu juga rapat paripurna pemilihan wakil wali kota Surabaya dilanjutkan. Wisnu Sakti Buana pun terpilih untuk menggantikan Bambang Dwi Hartono yang mundur ketika mencalonkan diri pada Pemilihan Gubernur Jawa Timur.

Wisnu dilantik pada 24 Januari 2014, tetapi Risma tidak hadir di acara tersebut dengan alasan sakit.

KOMPAS.com/Achmad Faizal Para pemuda di Kota Surabaya turun ke jalan dalam aksi
Setelah dilantik pun Wisnu tidak langsung bisa bertemu dengan Risma selama berhari-hari. Keduanya baru bertemu pada 5 Februari dalam sebuah jamuan makan siang di kantor wali kota.

Ketidakhadiran Risma pada pelantikan Wisnu dan lamanya waktu mereka tidak bertatap muka memunculkan isu tidak sedap bahwa keduanya tidak akur dan Risma berniat mundur dari jabatan.

Isu rencana mundur Risma semakin kencang berembus setelah dia menjadi tamu program televisi Mata Najwa di MetroTV pekan lalu. Risma tidak secara tegas memastikan kebenaran rumor tersebut.

Meskipun demikian, dukungan agar dia tidak mundur dari jabatan muncul dari berbagai kalangan dan menjadi gerakan "Save Risma".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com