Salin Artikel

Perjalanan Menuju PLBN Skouw, Menyusuri “Jembatan Jokowi” Sambil Disuguhi Keindahan Alam

Jurnalis Kompas.com, Achmad Nasrudin Yahya, berkesempatan mengunjungi PLBN Skouw bersama rombongan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP).

Perjalanan menuju PLBN Skouw dimulai dari pusat Kota Jayapura. Kami berangkat menggunakan kendaraan roda empat pada Jumat (17/11/2023), pukul 07.00 WIT.

Untuk menuju PLBN Skouw dari Kota Jayapura via perjalanan darat, kami melintasi Pantai Hamadi. Pantai ini memang tak jauh dari Kota Jayapura.

Pemandangannya yang indah cukup menghibur mata kami saat menuju PLBN Skouw. Kami disuguhi birunya pantai dan samar-samar tampak bukit di belakangnya. 

Selain itu, kami juga menyusuri Jembatan Youtefa yang diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 23 Oktober 2019 lalu.

Dengan panjang 732 meter, Jembatan Youtefa merupakan jembatan terpanjang di Papua. Jembatan ini menghubungkan Kampung Hamadai, Kota Jayapura dengan Distrik Muara Tami.

Meski mempunyai nama resmi Jembatan Youtefa, tak sedikit warga yang lebih mengenal infrastruktur tersebut dengan nama “Jembatan Jokowi” atau “Jembatan Merah”.

"Saya biasa nyebutnya Jembatan Jokowi, karena yang meresmikan Pak Jokowi," kata Nurdin (31), sopir asal Makassar, Sulawesi Selatan, yang mengantar rombongan menuju PLBN Skouw, Jumat (17/11/2023).

Selepas melewati Jembatan Youtefa, perjalanan dilanjutkan melintasi jalan raya. Akses jalan raya ini terbilang mulus.

Tak ada gangguan selama melewati jalan raya tersebut. Sebab, aspal yang melapisi jalan itu terasa kokoh dan nyaris tak berlubang.

Sepanjang perjalanan ini pula, kami lagi-lagi dijejali keindahan alam yang membelah jalan raya. Pepohonan yang rimbun menyambut kami menyusuri jalan tersebut. Sejumlah warung dan deretan rumah juga mudah dijumpai di sisi kanan kiri jalan. 

Setelahnya, perjalanan disambut oleh belantara hutan. Namun, kali ini tak ditemukan satu pun perkampungan di sekitar wilayah tersebut. Kondisi jalanan juga terlihat sepi.

Rombongan hanya menjumpai beberapa orang yang tengah membabat rumput di tepi jalan menggunakan mesin.

Sekitar 30 menit dari titik tersebut, kendaraan yang membawa kami kemudian melintasi Pos Satuan Tugas TNI Angkatan Darat di Kampung Mosso. Pos ini menjadi penanda bahwa PLBN Skouw sudah dekat.

Tak jauh dari pos tersebut, terdapat pasar tradisional. Tampak para pedagang menjajakan barang jualan seperti sayur-sayuran dan barang kerajinan tangan.

Beberapa saat kemudian, patung sang proklamator Soekarno menyambut kami ketika menuju pintu gerbang PLBN Skouw.

Posisi badannya menghadap arah Barat Indonesia dengan jari telunjuk sedang mengacung ke arah depan. Sementara tangan kirinya mengempit tongkat komando.

Tidak jauh dari patung Bung Karno, terdapat Markas Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan TNI Angkatan Darat. Lokasinya hanya berjarak 10 meter dari pintu gerbang PLBN Skouw.

Sesampainya di depan pintu gerbang PLBN Skouw, rombongan diperiksa oleh empat personel TNI AD yang berjaga. Pemeriksaan berlangsung tak kurang dari dua menit.

Megah, itulah kesan saat memasuki area PLBN Skouw. Kesan megah ini juga diakui oleh salah satu pekerja kebersihan PLBN Skouw, Stefanus.

Pria asal Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan ini menjadi saksi mata perubahan PLBN Skouw. Stefanus sejak awal memang terlibat dalam pembangunan PLBN Skouw.

Semula PLBN Skouw hanya berupa pos pengamanan perbatasan semata. Tak ada kesan spesial kala itu.

Kini, PLBN Skouw lebih megah yang dilengkapi berbagai fasilitas seperti klinik dan kekarantinaan untuk imigrasi. 

"Dulu saya ikut bangun, diajak orang Bea Cukai. Sekarang sudah bagus, tidak seperti dulu," kata Stefanus.

PLBN Skouw bediri di atas lahan seluas 10,7 hektar. PLBN Skouw dibangun pada 2015 sampai 2016 dan diresmikan Jokowi pada 9 Mei 2017.

Desain bangunan utama gedung tersebut terlihat mengadopsi bentuk bangunan khas rumah Tangfa, rumah warga di pesisir Skouw. Adopsi yang paling mencolok dari gedung utama PLBN Skouw ialah atap bangunan berbentuk perisai berwarna hitam.

Sementara di belakang gedung utama terdapat patung burung garuda lengkap dengan ornamen Pancasila.

Di depan kawasan patung burung garuda, terdapat jalan selebar 10 meter yang membelah halaman luas penuh pepohonan. Jalan ini mengarah menuju gerbang belakang yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini.

*Perjalanan reporter Kompas.com, Achmad Nasrudin Yahya ke Satgas Pamtas Republik Indonesia-Papua Nugini ini merupakan kolaborasi bersama BNPP. Selain PLBN Wini, ada pula perjalanan ke lima PLBN lain, yakni Hadi Maulana di PLBN Serasan, Xena Olivia di PLBN Jagoi Babang, Ahmad Dzulfikor di PLBN Sei Nyamuk, Sigiranus Maruto Bere di PLBN Napan, dan Baharudin Al Farisi ke PLBN Wini. Ikuti cerita perjalanan kami dalam lipsus Merah Putih di Perbatasan.

https://regional.kompas.com/read/2023/11/18/001931778/perjalanan-menuju-plbn-skouw-menyusuri-jembatan-jokowi-sambil-disuguhi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke