Salin Artikel

150 Hektare Lahan Gambut di OKI Terbakar, Petugas Kesulitan Cari Sumber Air

Pemadaman terkendala setelah petugas dari Manggala Agni kesulitan mencari sumber air yang mulai mengering dan jauh dari lokasi titik api lahan gambut yang terbakar.

Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Sumatera Ferdian Kristianto mengatakan, selain sumber air yang jauh dan kian sulit, kondisi arah angin yang kencang juga membuat api semakin cepat membesar.

Bahkan, kebakaran itu sudah terjadi sejak 12 hari yang lalu sampai saat ini belum juga kunjung padam.

“Kami sampai harus menggali tanah mencari sumber air yang baru, karena lokasi tersebut sudah mulai mengalami kekeringan,” kata Ferdian, Sabtu (26/8/2023).

Ferdian menerangkan, lokasi lahan yang terbakar adalah gambut. Api memang tidak muncul di permukaan. Hanya saja, asap tetap keluar karena titik api berada di bawah.

“Bila dari bawah tidak dipadamkan asap masih akan terus muncul, karena ini adalah lahan gambut. Jadi harus tetap dibasahi,”ujarnya.

Helikopter water bombing juga sudah dikerahkan untuk melakukan proses pemadaman dari udara. Namun, kondisi air yang kian sulit membuat prosesnya menjadi lama.

Kebakaran lahan gambut itu diduga karena adanya aktivitas masyarakat yang hendak mengambil kayu. Mereka sengaja membakar lahan itu agar jalan menuju lokasi dapat terbuka.

Namun, akibat lahan gambut yang terbakar proses pemadaman menjadi sulit dilakukan.

“Petugas Manggala Agni juga dikerahkan untuk melakukan patroli di sepanjang tol ruas Palembang-Kayu Agung dan Palembang-Indralaya. Ada sekitar 100 personel yang bersiaga di sana dibantu dengan petugas dari instansi lain,”ungkapnya.

Terpisah, Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan Ansori menambahkan, kondisi lahan yang kini semakin mengering membuat api terus bermunculan.

Dari catatan mereka, titik panas atau hotspot sepanjang Agustus 20223 telah mencapai 653 titik.

Ansori pun tak menyangkal penyebab kebakaran lahan rata-rata karena adanya kegiatan masyarakat yang sengaja membuka lahan.

“Masyarakat membuka lahan dengan cara membakar, namun apinya tidak dijaga sehingga meluas. Rata-rata warga membuka lahan untuk menanam sayur atau cabai,” ungkapnya.

https://regional.kompas.com/read/2023/08/26/130341978/150-hektare-lahan-gambut-di-oki-terbakar-petugas-kesulitan-cari-sumber-air

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke