Salin Artikel

300 Desa di Sumsel Rawan Karhutla, Sebagian Besar Lahan Gambut

PALEMBANG,KOMPAS.com - Sebanyak 300 desa di sembilan Kabupaten/kota Sumatera Selatan tercatat rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) selama musim kemarau.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Fire Operation Management Head Sinar Mas Forestry Region Palembang, Mares Prabadi, saat melakukan simulasi penanggulangan pencegahan Karhutla,Selasa (30/7/2019).

Menurut Mares, untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran terutama di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, mereka mengerahkan sebanyak 799 personel pemadam kebakaran.

Selain itu, empat airboat, 89 transportasi air, 40 truk pemadam api, 40 mobil patroli, 114 motor patroli, serta tiga unit helikopter water-bombing juga telah disiapkan.

"Hasil pemetaan BPBD Sumsel ada 300 desa di sembilan Kabupaten/kota yang rawan Karhutla termasuk wilayah OKI. Maka dari itu, kita juga menyiapkan alat pemantau seperti 135 pos pantau, 19 drone, 23 menara api dan menara mini juga telah disiapkan untuk memantau terjadinya titik api,"kata Mares.

Mares menjelaskan, upaya pencegahan juga mereka lakukan dengan memetakan wilayah rawan Karhutla hingga jarak 5 kilometer dari wilayah konsesi.

Selain itu, mereka juga melakukan sosialisasi dengan membuat program Masyarakat Peduli API (MPA) bersama kelompok masyarakat.

"Kami mengedukasi masyarakat untuk tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara dibakar. Hingga 2019, perusahaan telah memiliki 448 anggota MPA di Kabupaten OKI. Prinsipnya dari masyarakat untuk masyrakat," jelasnya.

Dana pencegahan Rp 300 miliar

Menurut Mares, APP Sinar Mas juga menggelontorkan dana sebesar Rp 300 Miliar untuk mencegah terjadinya Karhutla di wilayah Kabupaten OKI. Sebab, wilayah tersebut daerah rawan yang terhadi karhutla dalam skala besar.

"Jika OKI terbakar, maka bisa memicu tempat lain. Sehingga kami mencegah wilayah agar tidak terbakar.Selama 2019 Karhutla di OKI belum pernah terjadi. Karena kita terus melakukan pencegahan,"jelasnya.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan mencatat, sepanjang awal siaga Karhutla yang dimulai Maret hingga 28 Juli 2019, sebanyak 140 hektar lahan terbakar.

Kebakaran lahan tersebut, terbanyak terjadi di Kabupaten Ogan Ilir (OI) dan Penukal Abab Lematang Ilir (PALI). Untuk OI, tercatat sebanyak 72,15 hektar lahan terbakar, sementara PALI mencapai 57,75 hektar.

Selanjutnya, kabupaten Banyuasin sebanyak 6 hektar dan Musi Banyuasin (Muba) empat hektar.

Kabid Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori menjelaskan, luasan lahan terbakar tersebut rata-rata adalah gambut yang sangat sulit dipadamkan.

"Sebagian juga ada lahan mineral yang terbakar. Untuk bulan Juli saja 60 hektar lahan terbakar,"kata Ansori, Senin (29/7/2019).

Menurut Ansori, mereka telah melakukan antisipasi dengan menurunkan sebanyak 1.512 Satgas Karhutla di lokasi titik rawan kebakaran.

Para satgas karhutla yang tergabung dari jajaran TNI/Polri,BPBD telah disebar ke 90 desa rawan kebakaran lahan.

"Masyarakat juga ikut dilibatkan untuk mengantisipasi karhutla dengan membentuk masyarakat desa peduli api,"ujar nya.

https://regional.kompas.com/read/2019/07/30/16481101/300-desa-di-sumsel-rawan-karhutla-sebagian-besar-lahan-gambut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke