Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musim Kemarau 2017, Puluhan Ribu Jiwa Terancam Kekurangan Air

Kompas.com - 08/06/2017, 13:53 WIB
Markus Yuwono

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul dan Bantul, Yogyakarta, mulai melakukan pendataan daerah rawan kekeringan di musim kemarau tahun ini.

"Tahun ini ada dua kecamatan yang tidak membutuhkan bantuan air bersih, yakni Kecamatan Wonosari dan Saptosari," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunungkidul Sutaryono di kantornya, Kamis (8/6/2017).

Kedua Kecamatan sudah membuat pernyataan untuk tidak mendapatkan bantuan air bersih. Karenanya, dua kecamatan itu tidak lagi diprioritaskan untuk mendapatkan bantuan air bersih.

Alokasi bantuan, sambung Sutaryono, akan diserahkan ke daerah yang lebih membutuhkan. Saat ini, pihaknya terus melakukan pendataan terhadap daerah rawan kekeringan di Gunungkidul.

 

Hingga kini, baru terkumpul data dari empat kecamatan meliputi Purwosari, Panggang, Tepus dan Tanjungsari. Dari 4 kecamatan ada 17 desa yang rawan kekeringan. Dari jumlah itu, terdapat 143 dusun dengan penduduk lebih dari 53.000 jiwa.

“Masih sangat mungkin bertambah, karena masih ada 14 kecamatan yang belum memberikan laporan kepada kami," ucapnya.

(Baca juga: Kekeringan di Bima Meluas)

Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Budhi Harjo menambahkan, hingga saat ini belum ada permintaan mengenai bantuan air bersih, baik dari pihak desa maupun tempat ibadah. Namun, anggaran Rp 600 juta sudah disiapkan jika sewaktu-waktu diperlukan.

"Armada tangki sudah siap. Jika sewaktu-waktu dibutuhkan, kita siap melayani," ungkapnya.

Dari 18 kecamatan, sebanyak 10 kecamatan memiliki armada tangki pengangkut air sendiri. Adapun kecamatan yang telah memiliki armada sendiri di antaranya Paliyan, Panggang, Tepus, Patuk, Rongkop, Ponjong, Gedangsari, Girisubo, Tanjungsari, dan Purwosari.

“Kita prioritaskan untuk kecamatan yang belum memiliki tangki, tetapi kita siap back-up kecamatan yang sudah tetapi kebutuhannya banyak," ujarnya.

Sementara, di Kabupaten Bantul, BPBD setempat melakukan pendataan kepada desa yang membutuhkan air. Pemkab menyediakan anggaran sebanyak Rp 40 juta untuk droping.

(Baca juga: Memasuki Musim Kemarau, Warga di Gunungkidul Mulai Membeli Air)

Pihaknya pun menjemput bola dengan mengundang para kepala desa untuk memetakan kebutuhan air bersih.

"Untuk wilayah Bantul, daerah perbukitan seperti di Kecamatan Piyungan, Dlingo, Imogiri, sebagian wilayah Pleret, dan Pundong serta Sagian Kasihan, rawan kekurangan air bersih," ucap Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bantul Dwi Daryanto.

Dia mengaku siap menyalurkan jika ada daerah yang sudah membutuhkan air bersih. "Kita siap kapanpun diperlukan bantuan droping," tutupnya.

Kompas TV Kembalikan Air Kami
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com