BIMA, KOMPAS.com - Acaman kekeringan yang menyebabkan krisis air meluas di beberapa wilayah di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat, setidaknya ada 12 kecamatan di wilayah itu mengalami krisis air bersih menyusul musim kemarau. Wilayah yang mengalami kekurangan air bersih ini meluas sejak sebulan terakhir.
"Musim hujan sudah berakhir. Dari 18 kecamatan, ada beberapa desa di 12 Kecamatan di Bima terindikasi mengalami kekeringan. Hal tersebut disebabkan sumber air mulai mengering," ungkap Kepala BPBD, Taufik Rusdi kepada wartawan, Jumat (19/5/2017).
(Baca juga: Kekeringan Mulai Melanda Bima, Warga Antre Air Bantuan)
Dari data sementara hasil pemetaan tim BPBD, sejumlah desa yang dilanda kekeringan yakni, Desa Bajo, Kecamatan Soromandi, Desa Kalampa, dan Samili Kecamatan Woha. Kemudian, Desa Waduwani dan Wilamaci, Kecamatan Monta juga Desa Dore dan Roi, Kecamatan Palibelo.
"Itu baru data sementara. Tapi masih ada wilayah-wilayah yang belum kita data. Seperti, Desa Rade, Kecamatan Madapangga. Dan sejumlah desa di Kecamatan Donggo dan Wawo," terangnya.
Untuk menanggulangi kebutuhan masyarakat, Pemerintah Kabupaten Bima melalui BPBD menyuplai air bersih ke beberapa titik wilayah yang dilanda kekeringan. Pendistribusian air bersih ini sudah berlangsung sejak beberapa hari terakhir.
"Setiap hari kita mengirim puluhan ribu liter air bersih dengan mobil tangki ke wilayah-wilayah yang dilanda kekeringan dan kekurangan air bersih," ujar dia.
(Baca juga: Memasuki Musim Kemarau, Warga di Gunungkidul Mulai Membeli Air)
Taufik berharap, persoalan krisis air yang terus mengacam di Bima bisa diatasi. Salusi terakhir yang akan diupayakan, yakni meminta bantuan BPBD Provinsi NTB untuk melakukan pengeboran.
"Masalah ini akan kita laporkan. Mudah-mudahan nanti ada perhatian serius dengan kondisi kekeringan yang terjadi di Kabupaten Bima. Sementara untuk jangka panjang mungkin dengan melakukan pengeboran. Makanya kita minta bantuan BPBD Provinsi," tutupnya.